Misalnya di sektor pakain jadi (garmen), beberapa produk fashion terkenal seperti Zara, Guess, dan Timberland juga dibuat di pabrik PT. Sritex. Mereka juga terus melakukan inovasi model dengan mengembangan ragam jenis.
"Kalau bicara kuantitas fashionnya, seminggu sekali ganti mode," kata Direksi PT Sritex, Sri Sartono Basuki saat ditemui di kawasan pabrik PT. Sritex, Rabu (12/3/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga saat ini setidaknya sudah ada 30 negara yang memesan seragam untuk pasukan militernya ke PT Sritex. Setiap negara memesan seragam dengan kemampuan yang beragam, contohnya anti radiasi yang dipesan Uni Emirat arab dan Kuwait dan anti infra merah yang dipesan Jerman.
Sementara itu untuk TNI, PT Sritex juga memproduksi seragam dengan kemampuan luar biasa, antara lain anti air, anti api, bahkan anti nyamuk.
Sartono menambahkan semua produk luar biasa tersebut harus melalui penelitian dan menjalani proses khusus agar menjadi seragam berkualitas dengan kemampuan luar biasa.
Perbandingan bahan yaitu katun dan polyester untuk masing-masing jenis seragam tersebut berbeda. Dari pemintalan benang hingga produksinya pun menggunakan peralatan canggih.
"Sebelum membuat pakaiannya itu ada penelitiannya dulu," tandas Sartono.
Selain seragam, ternyata ada perlengkapan militer lain yang diproduksi PT. Sritex, yaitu ransel serbu yang bisa dugunakan untuk pelampung jika penggunanya terjatuh di laut, sungai, ataupun danau. PT. Sritex juga membuat tenda untuk TNI yang pastinya anti air dan terjamin kualitasnya.
Bahkan perusahaan yang didirikan oleh (Alm) HM Lukminto itu turut andil dalam pembuatan kendaraan militer yaitu Hovercraft milik TNI. Dalam pembuatan kendaraan yang bisa dijalankan di darat dan laut itu, PT. Sritex kebagian membuat komponen anti api dan anti pelurunya.
"Untuk anti api dan anti peluru, kemampuan ke sana kami punya," ujar Sartono.
Bahkan, saat ini PT Sritex masih mengembangkan seragam kamuflase, yang bisa berubah warna. PT. Sritex juga berencana membuat parasut untuk terjun payung dengan tujuan agar Indonesia tidak lagi impor dan lebih menggunakan produk dalam negeri.
"Ke depan akan membuat payungnya (untuk terjun payug) jadi tidak impor. Tapi itu harus hati-hati, betul-betul harus bagus mesinnya dan kualitas kontrol saat membuat karena berhubungan dengan nyawa," tegas Presiden Direktur Sritex Iwan S Lukminto.
(alg/hen)