Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengatakan, secara nasional Indonesia membutuhkan 800 pilot. Sedangkan sekolah pilot dalam negeri baru bisa menghasilkan 120 pilot per tahun.
"Sesuai kebutuhan secara nasional pilot adalah 800 orang per tahun sejak 2011. Lulusan kita baru mampu 120 orang. Itu skenario ideal tapi sekarang kan banyak yang ngurangi rute jadi ada plus minusnya," kata Bambang saat diskusi di kantor CSIS, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (18/3/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau nggak bisa dipenuhi dalam negeri, kita buka kualifikasi tertentu untuk asing. Tapi kan ada batasnya. Tidak kita buka seterusnya, kalau suatu saat kita sudah mampu, kita pakai sendiri," jelasnya.
Untuk melakukan akselerasi dalam mencetak pilot baru, Kemenhub selaku regulator penerbangan melakukan berbagai upaya. Salah satunya adalah dengan menarik calon pilot dari sumber sarjana.
"Selain kurikulum dipersingkat tanpa mengorbankan standar internasional, misalnya sekarang ada rekrutmen tidak harus dari nol tapi juga dari sarjana untuk co-pilot sehingga mata kuliah tidak perlu dilanjutkan lagi. Perpendek waktu, kalau untuk skill simulator harus dikuasai," sebutnya.
Sementara itu, saat ditanya adanya pilot asing di maskapai Merpati Nusantara Airlines yang menganggur, dan kesulitan pindah ke maskapai nasional lainnya karena regulasi dari Kemenhub, Bambang mengaku pemerintah tetap mengutamakan pilot dari dalam negeri.
"Kita harus prioritaskan pilot kita dulu, manakala memang ada yang tidak bisa dipenuhi oleh pilot (dalam negeri) maka kita itu akan dilihat kualifikasinya memenuhi nggak mereka. Dari situ bisa ditentukan lagi," tutupnya.
(feb/zul)











































