Sawitnya Dihadang Eropa, Ini yang Bisa Dilakukan RI

Sawit RI Vs Kampanye Hitam Eropa

Sawitnya Dihadang Eropa, Ini yang Bisa Dilakukan RI

- detikFinance
Rabu, 26 Mar 2014 16:13 WIB
Sawitnya Dihadang Eropa, Ini yang Bisa Dilakukan RI
Jakarta - Ada banyak cara yang akan dilakukan pengusaha sawit Indonesia atas tuduhan kampanye hitam yang dilakukan Uni Eropa (UE). Salah satunya pengusaha mulai melirik potensi penggunaan produk sawit dan turunannya di dalam negeri.

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Fadhil Hasan mengungkapkan, salah satu cara efektif adalah dengan mengolah produk sawit menjadi produk turunan berupa biodiesel. Pemerintah Indonesia mulai 2014 mulai mencanangkan penggunaan bahan bakar nabati pada kendaraan diesel.

"Pemanfaatan biodiesel di dalam negeri tentu lebih besar potensinya. Pertamina saat ini sudah melakukan kontrak untuk membeli 2,4 juta kilo liter," kata Fadhil kepada detikFinance, Rabu (25/03/2014).

Sementara itu tindakan lainnya adalah bersama-sama pemerintah melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat UE bila produk sawit Indonesia tidak seburuk apa yang dituduhkan.

UE menuduh produk sawit (CPO) tidak ramah lingkungan karena kerap melakukan pembalakan hutan (deforestasi) untuk membuka lahan. Sementara dari unsur kesehatan, UE menuduh bila produk sawit Indonesia mengandung lemak jenuh yang berbahaya bagi kesehatan.

"Kita akan bersama pemerintah meyakinkan masyarakat UE bahwa produk sawit tidak seperti itu. Kampanye positif dan edukasi tetap kita akan lakukan," imbuhnya.

Sedangkan cara lainnya adalah menyerahkan kasus ini ke dispute settlement Badan Perdagangan Dunia (WTO). Hal itu disebabkan UE mengenakan bea masuk yang tinggi atas sawit Indonesia sebesar 18,9%.

"Ya betul (mengajukan ke WTO), terutama terkait dengan pemberlakuan tarif anti dumping oleh UE," jelasnya.

Seperti diketahui produk sawit atau CPO Indonesia kembali diserang dan ditolak masuk ke negara Uni Eropa melalui berbagai macam kampanye hitam.

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi didampingi wakil dari Indonesia Palm Oil Custommer Care serta petani sawit dari Aceh dan Sumatera Utara bahkan minggu lalu (17-18 Maret 2014) harus terbang ke Uni Eropa. Mereka melakukan dialog industri kelapa sawit di Parlemen Eropa Uni Eropa (UE) yang berkedudukan di Brussel, Belgia.

Bahkan Bayu sempat berdebat di Parlemen Eropa mengenai minyak sawit berkelanjutan (sustainable palm oil). Dalam kesempatan itu, Bayu menegaskan bahwa minyak sawit adalah komoditas utama dan penting bagi perekonomian Indonesia. Bayu juga menyampaikan kembali keseriusan dan komitmen penuh Pemerintah Indonesia dalam menerapkan sustainable palm oil.

Menurut data Kementerian Perdagangan, Indonesia adalah pemasok utama kebutuhan CPO ke Eropa. Setiap tahun rata-rata ekspor CPO Indonesia ke Eropa mencapai 3,5 juta ton, sedangkan kebutuhan CPO Eropa mencapai 6,3 juta ton. Malaysia di tempat kedua dengan nilai ekspor mencapai 1,5 juta ton.

(wij/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads