Sebanyak 180 orang tenaga kerja dari produsen merek Marlboro tersebut dipastikan akan kehilangan pekerjaannya.
Seperti yang dikutip dari AFP, Kamis (3/4/2014) kondisi perusahaan mulai memburuk sejak diberlakukannya undang-undang kemasan polos untuk produk rokok pada Desember 2012.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Meskipun ada pemberlakuan kemasan polos dan pertumbuhan perdagangan tadinya agak sedikit terganggu, tapi secara volume masih stabil pada 2013," kata Direktur Philip Morris Limited (PML) Australia John Gledhill dalam pernyataannya.
Namun setelah aturan pembatasan ekspor dilakukan, perusahaan menjadi sangat terpukul.
"Penurunan menjadi sangat signifikan setelah ada aturan pelarangan ekspor oleh pemerintah Australia. Produksi dari pabrik di Moorabin di bawah normal bahkan kurang dari setengah kapasitas produksinya," ujar Gledhill.
Secara keseluruhan, pabrik akan ditutup pada akhir tahun ini. Gledhill menyatakan basis produksi akan dipindahkan ke Korea Selatan.
(mkl/ang)