Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Kementerian Kelautan dan Perikanan Saut P Hutagalung menuturkan biasanya pasar lelang Jepang melakukan lelang ikan tuna sebagai budaya masyarakat di Negeri Matahari Terbit. Kegiatan ini biasa dilakukan setiap tahun.
"Itulah cara Jepang untuk membangun opini sedemikian rupa tentang ikan tuna. Mereka (masyarakat Jepang) membuka dan mengawali pasar lelang dengan menawarkan harga tertinggi ikan tuna dan dia (konsumen) pasti beli," jelas Saut saat ditemui detikFinance di ruang kerjanya di Kantor KKP Kawasan Gambir Jakarta, dikutip Kamis (10/04/2014).
Menurut Saut konsumsi ikan tuna masyarakat Jepang setiap tahun cukup tinggi. Maka acara pasar lelang dengan menjual ikan tuna setinggi-tingginya hanyalah bagian dari budaya agar masyarakat Jepang tetap mengkonsumsi ikan tuna segar.
"Cara (pasar lelang) untuk mengangkat image bahwa ikan tuna ini luar biasa sampai harganya miliaran. Kebanggaan masyarakat Jepang adalah makan ikan tuna. Makanya dia bikin acara lelang," imbuhnya.
Namun untuk harga ikan tuna di Jepang tidak sebesar yang diperkirakan dari hasil lelang tertinggi. Harga umum jenis ikan tuna di Jepang dipatok rata-rata sekitar US$ 1.300/ton atau hanya Rp 11.000/kg.
"Tetapi ini tidak berlaku untuk harga pasar ikan tuna secara umum. Harga ikan tuna saat ini US$ 1.300/Ton," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Tuna Indonesia (Astuin) Eddy Yuwono mengatakan umumnya ikan tuna termahal dimiliki oleh Jepang. Sedikitnya, jenis tuna northern bluefin tuna di Jepang bisa mencatat rekor dengan penjualan mencapai Rp 5-6 miliar per ekor.
"Kalau dilelang itu satu ekor memecahkan Rp 5-6 miliar. Itu northern bluefin, kira-kira 300 kg," kata Eddy.
(hen/ang)