Hal itu dikatakan oleh pengamat transportasi perkotaan Darmaningtyas saat ditemui di sela-sela acara Aceh Business Forum di Hotel Four Seasons Jakarta, Selasa (15/4/2014).
"Subsidi BBM sebagian bisa dialihkan untuk subsidi mobil listrik. Supaya bisa berkembang," tegasnya.
Pendiri Institut Studi Transportasi ini beralasan, mengembangkan industri mobil listrik membutuhkan dana yang sangat besar. Dalam hal ini pemerintah tidak memiliki anggaran yang memadai untuk membantu mengembangkan program tersebut.
"Sebetulnya mobil listrik sebagai alternatif solusi energi itu bagus. Tapi memang investasinya sangat mahal, perlu dukungan yang besar dari pemerintah. Di Tiongkok dan Amerika ada budget yang besar, sehingga swasta bisa masuk," papar Darmaningtyas.
Untuk membuat satu prototipe, lanjut Darmaningtyas, diperlukan dana hingga ratusan miliar rupiah. "Kita masih wacana. Kalau anggaran Rp 100 miliar itu belum apa apa, baru bisa buat prototype," ujarnya.
(hds/hds)











































