Model S bermain di segmen premium. Pada bulan ini sebanyak sembilan mobil listrik Tesla itu sampai di tangan pembeli. Di Amerika Serikat, negeri asal Tesla, mobil ini dibanderol US$ 71 ribu sebelum pajak. Tapi di China harganya membubung jadi US$ 118 ribu, setelah dikenakan pajak pertambahan nilai, impor, dan sebagainya.
Tesla sedang menimbang-nimbang untuk menjalin kerjasama dengan dua operator jaringan elektronik nasional China. Selain itu, Tesla juga berpikir untuk menginvestasikan ratusan juta dolar AS dalam infrastruktur stasiun pengisian listrik supercepat di China.
Elon Musk, CEO Tesla, mengatakan kehadiran Tesla di China masih di tahap-tahap awal. Masih banyak proses yang harus dijalani jika Tesla ingin penetrasi lebih dalam di negeri itu. Apalagi masih besar kekhawatiran publik akan tingkat keamanan baterai mobil listrik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain soal baterai itu, kemampuan Tesla memproduksi mobilnya sesuai dengan permintaan juga diragukan pembelinya. Ceritanya begini. Sebanyak dua dari sembilan penerima Tesla Model S adalah Cao Guowei, CEO perusahaan Internet Sina, dan Yu Yongfu, Chief Executive di UCWeb, perusahaan peramban Internet bergerak di China.
Nah, sejumlah perusahaan ternyata juga ikut memesan. Salah satunya adalah Anytime Anywhere, perusahaan penyewaan mobil yang dipimpin Wang Lifeng. Perusahaan ini telah memesan 100 unit pada Januari lalu.
Lifeng membayar uang muka sebesar US$ 41 ribu untuk masing-masing 10 mobil pertama dan US$ 1.600 untuk masing-masing 90 lainnya. Tapi anehnya, kata Lifeng, Tesla beberapa kali menghubunginya dan meminta membatalkan pesanan.
“Saya tahu, sulit memulai sebuah perusahaan mobil dari nol, tapi seharusnya mereka bisa berbuat lebih baik,” kata Helen He, kolega Lifeng. “Kami jelas kecewa, padahal kami ingin menerima setidaknya satu atau dua mobil untuk melatih staf kami.”
Tesla boleh jadi bikin kecewa. Tapi China tetap dipandang sebagai pasar yang potensial. Tesla sendiri berencana membangun pabrik di negeri itu, pada 4-5 tahun lagi. Vendor lain pun mulai melirik pasar gemuk ini.
BYD dari China dan Daimler dari Jerman hadir dengan sedan Denza. Harga mobil ini bisa ditekan sampai 50 persen lebih murah ketimbang Tesla Model S yang mewah lantaran ada subsidi dari pemerintah.
Audi tak mau kalah. Perusahaan Jerman ini sedang mempersiapkan mobil konsep Audi TT untuk segmen off-road. Mobil ini disebut bisa diisi ulang tenaga listriknya secara nirkabel. Tetapi daya jelajah baterainya hanya 50 kilometer.
Begitu juga Volkswagen. Perusahaan ini berencana menembus pasar China dengan model e-Up dan e-Golf, yang bakal diluncurkan tahun ini juga.
(DES/DES)











































