Menteri Perdagangan Muhamad Lutfi mengatakan, uji kelayakan dan kepatutan (feasibility study) untuk proyek ini sudah memasuki tahap akhir.
"Feasibility study sudah selesai. Kita tinggal financial closing. Pengajuannya sudah dari 2008, mungkin akhir tahun ini sudah bisa jalan (pembangunannya)," kata Lutfi di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (18/6/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun 3 perusahaan yang menggarap proyek tersebut adalah PT Aneka Tambang Tbk (Indonesia), Mitsubishi Corporation (Jepang), dan Eramet Group (Prancis). Ketiganya membentuk perusahaan patungan alias joint venture (JV) dengan nama PT Wada Bay Nikel di Halmahera-Maluku.
Nilai awal proyek ini adalah US$ 5 miliar atau Rp 50 trilun. "Tapi mungkin sekarang US$ 6 miliar ya. Karena kan US$ 5 miliar itu waktu tahun 2008 waktu kurs masih Rp 9.000-an," kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, Regional Coordinator & Advisor for Indonesia Mitsubishi Corporation Masataka Komiya menyatakan, proyek smelter ini akan menjadi proyek pemurnian nikel terbesar dan terbaik yang ada di Indonesia.
"Ini teknologi tingkat tinggi, terbaru, dan paling mutakhir. Kapasitas terbesar. Ini akan menjadi yang terbaik di Indonesia karena tingkat pemurniannya bisa mencapai 97%," kata Komiya.
Komiya menuturkan, produk nikel yang dihasilkan Weda Bay nantinya akan diperdagangkan di pasar domestik dan luar negeri, khususnya regional Asia.
"Keseluruhan US$ 5 miliar. Itu bukan hanya untuk smelter saja, tapi untuk pertambangannya juga. Jadi ada pertambangan, lengkap dengan smelternya," tutur dia.
Dalam kesempatan tersebut, Menko Perekonomian Chairul Tanjung menegaskan, proyek ini memiliki arti penting karena akan menjadi salah satu suumber pemasukan negara yang paling potensial.
"Agak unik, karena bukan hanya memproses ore (tambang mentah), tetapi nikel yang inggot. Added value-nya (nilai tambahnya) akan berkali-kali lipat. Kita juga dukung, saya tanyakan apakah ada masalah? Kalau ada masalah kita kan bantu. Tapi kata mereka sejauh ini tidak ada masalaha, saya bilang kalau gitu teruskan, kami dukung," pungkas dia.
Perlu diketahui, smelter yang akan dibangun Weda Bay Nickel, termasuk dalam proyek strategis Rencana Induk 2011-2025 Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Proyek ini diharapkan akan memberikan kontribusi bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di Maluku Utara. Baik dalam bentuk penciptaan tenaga kerja lokal, pengembangan sumber daya manusia, serta mengutamakan penggunaan barang dan jasa dari Indonesia.
(dnl/dnl)