Sofjan Wanandi Awasi Produksi Smartphone 4G Made in Batam

Jakarta - Pengusaha senior Sofjan Wanandi menjadi salah satu sosok di balik PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN), sang produsen smartphone 4G pertama buatan Indonesia di Batam, Kepulauan Riau. Sofjan sudah lama menjadi Komisaris Utama PTSN, yang mengawasi kinerja perusahaan ponsel tersebut.

"Saya komisaris utama, 5 tahun lalu membantu Abidin (Presiden Direktur PT Sat Nusapersada Tbk) waktu go public," kata Sofjan kepada detikFinance, Selasa (8/7/2014).

Sofjan menegaskan keterlibatannya dalam perusahaan pembuat smartphone 4G merek IVO ini bukan sebagai investor, namun murni sebagai dewan pengawas perusahaan saja.

"Saya nggak terlibat soal investasi, saya hanya mengawasi saja," katanya.

Menurutnya keberadaan produk smartphone yang sudah bisa dibuat di dalam negeri akan sangat membantu mengurangi ketergantungan impor ponsel. Meskipun saat ini produk ponsel buatan Batam tersebut belum 100% komponennya buatan dalam negeri.

"Memang sebagian komponen dari Tiongkok, sebagian dari sini. Yang masih impor itu karena ada yang tak feasible kalau dibuat di sini," kata Sofjan yang juga mantan komisaris utama Smartfren ini.

Seperti diketahui dua perusahaan di dalam negeri, yakni PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN) dan PT Tata Sarana Mandiri (TSM) memproduksi ponsel ini. PTSN bergerak dari sisi manufaktur dan TSM untuk desain di Batam, Kepulauan Riau. Produk yang diberi nama IVO ini sudah memiliki kandungan lokal 30%, dengan harga di bawah Rp 2 juta.

Smartphone 4G buatan Indonesia yang didukung oleh Qualcomm Snapdragon 400 chipset, menggunakan prosesor Quad Core 1.2 GHz, RAM 1 GB, media penyimpanan berkapasitas 8 GB, kamera 8 MP, dan dual SIM card yang didesain khusus untuk kebutuhan Indonesia.

Smartphone 4G ini juga dapat bekerja pada berbagai frekuensi LTE lain seperti 1.800 Mhz, 2.300 Mhz, 2.600 Mhz, termasuk frekuensi data 3G dan 2G. Jadi, ponsel ini bisa beroperasi di berbagai negara.

Presiden Direktur PTSN Abidin mengakui keterbatasan produksi dari komponen smartphone 4G. Sehingga baru 30% porsi komponen lokal di dalam produknya.

"Baru 30% untuk komponen lokal," kata Abidin saat peluncuran smartphone 4G Ivo di Batam pekan lalu.

Sementara itu, komponen lainnya berasal dari Tiongkok dan Malaysia. Abidin menyatakan ini memang akan dilakukan secara bertahap. Perusahaannya akan mencoba untuk meningkatkan komponen lokal dari dalam negeri.

(hen/hds)