"Ini merupakan langkah berikutnya dalam evolusi Bombardier," kata CEO Bombardier Pierre Beaudoin seperti dikutip AFP, Kamis (24/7/2014).
Perombakan organisasi ini akan berlangsung sampai 1 Januari 2015. Reformasi di tubuh produsen pesawat ini diharapkan bisa mengurangi ongkos produksi serta menambah efisiensi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Langkah ini akan memberi kami ruang untuk berkembang lebih fleksibel lagi dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan," katanya dalam keterangan tertulis.
Pesanan pesawat berbadan sedang tipe CSeries milik Bombardier memang sedang turun. Masalahnya, mesin pesawat tersebut ternyata harganya cukup mahal sehingga sulit bersaing dengan pesawat dari pabrik lain.
Bombardier juga mengumumkan salah satu petingginya, yaitu CEO Divisi Aerospace Bombardier, Guy Hachey, segera pensiun.
"Guy sudah memimpin Divisi Aerospace Bombardier dalam beberapa perjalanan penting sepanjang sejarah. Saya ingin mengucapkan terima kasih atas kontribusinya kepada perusahaan dalam enam tahun terakhir," kata Beaudoin.
Bombardier adalah satu-satunya perusahaan yang memproduksi pesawat dan kereta. Akhir tahun lalu, Bombardier raup omzet US$ 18,2 miliar (Rp 182 triliun).
(ang/dnl)











































