Mau Selamat, Ini yang Harus Dilakukan Malaysia Airlines

Mau Selamat, Ini yang Harus Dilakukan Malaysia Airlines

- detikFinance
Sabtu, 02 Agu 2014 11:01 WIB
Hong Kong - Sebelum tragedi MH370 dan MH17 yang menghilangkan 537 nyawa penumpang, Malaysia Airline mengalami masalah keuangan besar. Maskapai penerbangan Malaysia ini rugi triliunan rupiah dalam 3 tahun terakhir.

Reputasi Malaysia Airlines saat ini jatuh dalam, masa depan maskapai ini menjadi pertanyaan besar.

Apakah harus ganti nama? Atau menjadi perusahaan swasta?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya kira mereka (Malaysia Airlines) pernah menjalani situasi yang sama dahulu kala. Namun model bisnis mereka harus diubah," kata mantan CEO Malaysia Airlines Abdul Aziz Abdul Rahman dilansir dari CNN, Sabtu (2/8/2014).

Ini 3 hal yang harus dilakukan manajeman untuk menyelamatkan Malaysia Airlines.

Pertama, merestrukturisasi bisnis. Bahkan sebelum MH17 ditembak dan jatuh di Ukraina, pemilik saham sedang bekerja untuk mengkaji bisnis Malaysia Airlines.

Bertahun-tahun, maskapai ini tidak pernah mencetak laba. Usaha untuk bersaing dengan maskapai murah gagal dilakukan, dan Malaysia Airlines butuh suntikan pemerintah untuk bisa berkembang. Ini merupakan masalah besar.

Khazanah Nasional, BUMN Malaysia pemilik 70% saham Malaysia Airlines sedang mempertimbangkan untuk menjadikan maskapai ini swasta (go private). Harga saham maskapai ini memang tengah mencapai titik terendahnya.

Setelah go private, manajemen baru bisa menjual sejumlah aset Malaysia Airlines, seperti Firefly yang merupakan anak usahanya di bidang penerbangan murah.

Opsi lainnya adalah bekerjasama dengan AirAsia, untuk mengembangkan penerbagan murah.

Langkah kedua yang perlu dilakukan Malaysia Airlines adalah memangkas biaya operasi. Para analis menyatakan, Malaysia Airlines butuh dirampingkan organisasinya.

Abdul Aziz mengatakan, Malaysia Airlines butuh mengurangi penerbangan full-service dan memberikan sejumlah potongan harga tiket untuk sejumlah penerbangan. Maskapai ini juga perlu untuk menekan biaya makanan dan menambah jumlah kursi penumpang.

Sedangkan langkah ketiga yang perlu dilakukan adalah mengubah persepsi. Tragedi MH370 dan MH17 memang menimbulkan ketakutan bagi masyarakat untuk naik Malaysia Airlines.

Sejumlah maskapai seringkali melakukan perubahan logo dan warna setelah dihantam kecelakaan, seperti yang dilakukan Japan Airlines setelah kecelakaan pesawat pada 1985. Sejumlah media menyarankan Malaysia Airlines mengubah nama, hingga logo dan warnanya.

Apakah ini perlu? Sulit untuk dijelaskan, karena nama Malaysia Airlines bukan hanya terkait maskapai, namun juga mewakilkan nama Malaysia.

Meski begitu, Abdul Aziz optimistis Malaysia Airlines bisa bertahan setelah melalui dua tragedi MH370 dan MH17. "Saya pikir mereka bisa bertahan. Mereka punya pondasi yang kuat," ujarnya.

(dnl/dnl)

Hide Ads