Untuk mengejar target itu, perseroan gencar menambah armada. Untuk mendukung rencana ini, Garuda mengharapkan bantuan pemerintah.
"Opsi pemegang saham tambah modal. Kita perlu tambahan modal. Bisa right issue. Debt per equity sudah mepet maka perlu tambahan modal. Kita bisa juga jual aset non modal," kata Direktur Keuangan Garuda Hendrito Hardjono di Kantor Pusat Garuda, Cengkareng, Jumat (8/8/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk armada, Garuda memiliki 140 pesawat berbagai tipe sedangkan Singapore Airlines memiliki 139 armada pesawat berbadan lebar.
Emir juga mengakui maskapai-makapai regional juga ramai berbelanja pesawat untuk ekspansi.
"Kompetitor besar-besar ekspansi terutama di Timur Tengah. Mereka ekspansi besar-besar," jelasnya.
Emir menuturkan, perseroan juga tak ingin kehilangan momentum bisnis maskapai. Garuda melihat Indonesia sebagai pasar potensial karena merupakan negara kepulauan dengan penduduk besar. Sehingga, perseroan harus terus menambah armada baru.
Pada tahun 2015, perseroan bakal memiliki 194 pesawat. Sedangkan saat ini armadanya sebanyak 140 unit.
"Manajemen bisa nggak ekspansi sehingga profit akan meningkat tapi itu nggak sustain untuk kelangsungan Garuda karena industri tumbuh. Kalau Garuda nggak investasi maka Garuda akan kehilangan pasar," paparnya.
(feb/zul)