Kinerja PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) di paruh pertama 2014 ini kurang menggembirakan. Labanya hanya Rp 25 miliar anjlok 75% dibandingkan posisi periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro menjelaskan penurunan ini dipicu oleh anjloknya harga komoditas seperti gula, minyak kelapa sawit (CPO), hingga karet. Pasalnya, komoditas tersebut unggulan yang berkontribusi tinggi terhadap pendapatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut.
"Laba semester I sebesar Rp 25 miliar. Itu turun 75% karena harga CPO (crude palm oil), gula,dan karet turun drastis," kata Ismed di Kantor Pusat RNI, Jakarta Selatan, Selasa (19/8/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harga gula hancur, RNI hancur," sebutnya.
Seperti diketahui RNI meraup laba sebesar Rp 435 miliar pada tahun 2012 dan Rp 93 miliar di tahun 2013. Penurunan pada tahun 2013 juga dipicu oleh penurunan harga komoditas. Pada tahun buku 2014, perseroan menargetkan laba sebesar Rp 156 miliar.
"Awalnya Rp 200 miliar kemudian direvisi menjadi Rp 156 miliar," sebutnya.
(drk/ang)











































