PT Garuda Indonesia Airlines Tbk (GIAA) serius menancapkan kukunya di industri penerbangan internasional. Untuk meningkatkan pelayanannya kepada penumpang, khususnya di rute-rute internasional, Garuda serius merekrut kru penerbangan seperti pramugari yang pandai berbahasa asing.
Tapi tak hanya mengerti dan bisa berbicara, namun logat pramugarinya juga harus sesuai dengan bahasa ibu dari rute-rute yang akan dituju oleh Garuda.
"Saya punya pengalaman dulu kami punya kabin kru yang semuanya bisa bahasa Jepang, bisa bahasa Inggris, dan bahasa asing lainnya. Tapi kalau tidak mother tongue, sering kali ada penyampaian yang dirasa salah oleh penumpang kita yang berbahasa asing waktu itu pengalaman kita di Jepang," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar dalam acara peluncuran buku 'Transformasi Garuda: From One Dollar to Billion Dollars Company' di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Kamis (4/9/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kesempatan itu, Emir menghadirkan 2 pramugari cantik yang pandai berbahasa asing sesuai logat dan bahasa ibu. Seorang pramugari tersebut bernama Song yang memang berasal dari Korea Selatan. Wanita cantik ini mengatakan dirinya bergabung dengan Garuda karena ketertarikan dengan budaya Indonesia.
"Saya tertarik dengan budaya Indonesia jadi saya mulai cari-cari perusahaan di Indonesia, akhirnya saya bergabung dengan Garuda. Saya bangga sekali," kata Song.
Lalu seorang pramugari lainnya bernama Haerani. Wanita cantik ini berasal dari Indonesia namun logat bicaranya mirip dengan orang Jepang asli. "Kalau kami terbang ke negara tertentu kami memberi service dengan bahasa ibu mereka atau mother tongue (bahasa asing seperti Jepang, Korea, dan Inggris), jadi mungkin karena itu lidah saya jadi terbiasa begini," jelas Haerani.
(dnl/dnl)











































