CN235 awalnya dibandung oleh PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dengan menggandeng Cassa. Pesawat ini awalnya dirancang bermesin turboprop dan mampu membawa 35 penumpang.
Pesawat ini diperkenalkan kepada publik untuk pertama kalinya pada September 1983. Sejak itu, PTDI dan Cassa melakukan penjualan CN235, di dalam dan luar negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Thailand
|
|
Pesawat CN235-220M ini dapat digunakan sebagai troop transport, VIP, Medevac, pax, dan Cargo yang kemudian akan dilaksanakan oleh pihak TAI di fasilitas TAI dengan supervisi PTDI sesuai dengan kebutuhan Royal Thai Police.
Nilai kontrak untuk 1 unit pesawat CN235-220M ini sebesar US$ 31,2 juta atau Rp 343 miliar, dengan nomor kontrak 0006/PTD/UT0000/09/2014 tanggal 19 September 2014.
Brunei Darussalam
|
|
Pengembangan dari pesawat CN235 memang terus dilakukan. PTDI dan Cassa merancang CN235 next generation (nextG). Nantinya kapasitas penumpang akan dinaikkan. Pesawat, CN235 nextG ini, menggunakan sistem navigasi dan komunikasi digital dan glass cockpit technology.
Malaysia
|
|
Selain pesawat tipe CN235 dan NC212, PT DI telah mengirimkan 1 unit helikopter tipe Super Puma ke Malaysia.
Korea Selatan
|
|
Saat ini, kebutuhan CN235 telah bergeser ke arah pesawat pengawas pantai. Pesawat CN235 varian Maritime Patrol (MPA) dibutuhkan karena mampu membawa peralatan untuk pengawasan dan pengamanan maritim. Pesawat tipe CN235 MPA ini telah digunakan oleh TNI AL dan pasukan penjaga pantai Korea Selatan untuk mengawasi perairan.
Selain 8 unit tersebut, ada juga 4 unit pesawat CN235 yang dikirimkan untuk Polisi Korea Selatan.
Pakistan
|
|
Pesawat yang diproduksi dan dirakit PTDI antara lain CN235-220 MPA, CN235-200M, NC212-200, C212-400, NC212i, dan versi terbaru CN295.
Uni Emirat Arab
|
|
Pesawat yang dirakit dan diproduksi di markas PTDI di Bandung Jawa Barat ini, ternyata telah digunakan di banyak negara.
Burkina Faso
|
|
Adapun pesawat yang dikirim merupakan pesawat rekondisi yang sebenarnya telah dibuat oleh PTDI pada 1995.
Nilai kontrak perawatan dan modifikasi ini sebesar US$ 850 ribu. Keuntungan yang diperoleh PT DI sebesar 20% dari nilai kontrak tersebut.
Senegal
|
|
Dari sisi teknologi pesawat, produk pesawat dari PTDI ini terbilang sangat canggih dan terdepan. Kualitas dan harga, produk pesawat dan helikopter buatan PTDI dapat dikatakan sangat kompetitif.
Halaman 2 dari 9











































