.webp)
Presiden Komisaris PT Multi Bintang Indonesia Cosmas Batubara mengatakan, produk bir bintang tak hanya digemari oleh masyarakat dalam negeri, masyarakat di Jepang, Korea Selatan dan daerah lainnya di Asia pun dinilai gemar produk ini.
"Kita ingin meningkatkan ekspor ke Jepang, Korea Selatan, ini baru langkah awal. Tapi kami ada indikasi menambah di tahun-tahun mendatang. Karena produk Indonesia diminati di negara lain," kata Cosmas ditemui di Kantor Kementerian Perindustrian, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (10/11/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Makanya kita minta kedutaan di luar ini untuk berpromosi. Ekspornya bertahap. Kita baru mengenal pasar dulu, ada arah menambah ekspor, peminatnya ada," katanya.
Cosmas bersama jajaran direksi Multi Bintang lain sore ini menemui Menteri Perindustrian Saleh Husin. Mereka melaporkan kinerja perusahaan termasuk beroperasinya pabrik baru non alkohol Multi Bintang di Mojokerto. Pabrik senilai Rp 210 miliar tersebut memproduksi produk non alkohol seperti Bintang Zero dan Green Sands.
"Selain itu kami melaporkan bahwa kami akan selalu sejalan dengan peraturan pemerintah. Kami menjadi pemain dalam arti melaksanakan program yang akan diberikan pemerintah," tutupnya
PT Multi Bintang Indonesia Tbk pertama kali didirikan dengan nama Nederlandsch-Indische Bierbrouwerijen di Medan pada 1929 dan merupakan operasi usaha Heineken pertama di luar Eropa. Di tahun 1932, mulai memproduksi Java Beer di pabrik pertamanya di Surabaya. Pabrik kedua di Tangerang, Banten mulai beroperasi pada tahun 1972.
Pada 1997, pabrik Sampang Agung didirikan sebagai pengganti pabrik Surabaya. Saat ini, perusahaan mengoperasikan 2 pabrik yaitu di Tangerang dan Sampang Agung. Seiring dengan perkembangan dan kemajuan perusahaan, perseroan menggunakan nama PT Multi Bintang Indonesia Tbk. (MBI) dan resmi menjadi perusahaan publik di tahun 1981.
Kemudian, PT Multi Bintang Indonesia Tbk mengoperasikan pabrik bir tanpa alkohol di Mojokerto, Jawa Timur pada September 2014.
(zul/hen)
