Aneka ragam komponen pesawat yang diproduksi oleh pabrikan Airbus didatangkan dari berbagai negara. PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menjadi salah satu pemasok komponen untuk pembuatan pesawat-pesawat Airbus.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini menjadi pemasok tak langsung pembuatan bagian hidung pesawat dan tonggal mesin untuk pesawat Airbus jenis A320. Juga, untuk pembuatan bagian hidung dan bagian samping sayap pesawat super jumbo Airbus A380.
Perusahaan pelat merah ini juga dikontrak untuk membuat bagian samping untuk sayap pesawat A350 XWB. PTDI baru-baru ini juga dipilih untuk pengerjaan paket struktur metal kerangka hidung A350.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita harapkan mereka (Air Bus) bisa memberikan yang lebih dari itu," ujar CEO Lion Grup Rusdi Kirana di Toulouse, Rabu (12/11/2014).
Dalam kaitan dengan Indonesia, Airbus juga membantu perhubungan Indonesia agar pesawat-pesawat Indonesia dapat terbang ke Amerika Serikat (AS). Selama ini, pesawat Indonesia tak bisa masuk AS karena tidak lulus uji keselamatan oleh Federal Aviation Adminitration (FAA).
"Dari cat II menjadi cat I," kata Rusdi.
Airbus sendiri sudah mempunyai catatan panjang dengan dunia penerbangan di Indonesia. Dimulai dari tahun 1979 ketika pertama kali Maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) memesan sembilan pesawat Airbus A300B4, yakni pesawat berbadan lebar dengan dua mesin yang pertama di dunia.
Garuda kemudian dilibatkan dalam pengembangan kokpit depan yang dirancang untuk dioperasikan oleh dua pilot. Garuda pun kemudian menjadi maskapai pertama yang mengoperasikan pesawat berbadan lebar dengan dua pilot.
Beberapa maskapai di yang mengudara di Indonesia kemudian menyusul memesan pesawat dari Airbus. Terakhir, adalah Lion Air yang memesan sebanyak 234 armada keluarga A320. Pemesanan ini merupakan rekor tertinggi di Airbus.
Sebagai tindak lanjut, Maret 2014, kedua pihak mengumumkan komitmen untuk bekerja sama melalui perjanjian layanan pusat pelatihan untuk membangun program pelatihan penerbangan bagi maskapai Lion Grup.
Dalam perjanjian tersebut, Airbus akan menyediakan para personel ahlinya serta silabus dan alat yang dibutuhkan untuk kursus pelatihan. Akan ada tambahan pesanan empat simulator yang akan ditempatkan di Angkasa Aviation Academy milik Lion Grup.
(irw/ang)











































