Rapat yang dimulai sekitar pukul 15.00 WIB tersebut selesai pada pukul 18.00 WIB atau berlangsung kurang lebih 3 jam.
"Ini inisiatif dari gubernur kan, bagaimana NTT ke depannya. Bagaimana membangun NTT ke depan. Kebetulan ada juga perwakilan dari NTT sebagai menteri," kata Saleh usai pertemuan di kantor Kementerian Perindustrian, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (25/11/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saleh mengatakan, semua pihak berkomitmen untuk mempercepat hal tersebut. β"Kami minta pemda proaktif agar permasalahan itu cepat diurus. Saya juga sudah menghubungi Pak Ferry (Menteri Agraria dan Tata Ruang) secara informal, secara prinsip beliau setuju," tutupnya.
Cheetam Salt Ltd, perusahaan garam asal Australia awalnya berkomitmen menggandeng pemda NTT untuk menggarap lahan garam di Kabupaten Nagekeo Nusa Tenggara Timur (NTT) seluas 2.100 hektar. Proyek ini sudah dirancang sejak Juni 2010, namun kini belum terealisasi, sehingga sempat membuat Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) terdahulu frustasi.
Bila kerjasama ini sudah direalisasikan maka akan ada tambahan produksi garam nasional sebesar 250.000 ton per tahun. Diharapkan akan terserap 2000 tenaga kerja dari realisasi kerjasama ini.
Pihak Cheetam akan memberikan pembinaan teknologi garam kepada petani rakyat. Nantinya produksi garam di NTT tersebut akan diolah di pabrik garam Cheetam di Cilegon.
Cheetam sudah berinvestasi pabrik pengolahan garam di Cilegon sebesar 3 juta dollar Australia.
(zul/hen)