Fenomena ini bukan cerita kemarin sore, namun sudah terulang hampir setiap tahun. Menyadari itu, pemerintahan baru di bawah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) mencoba mengurai benang kusut persoalan yang tak berujung ini.
Melalui Wakil Presiden JK, pemerintah berencana membangun 10 pabrik gula baru. JK menargetkan dengan pabrik gula baru, maka Indonesia bisa swasembada gula dalam 3 tahun ke depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden Direktur PT Gendhis Multi Manis Kamadjaya, pemilik PG Blora mengungkapkan saat ini industri gula nasional dihadapkan dengan produktivitas yang rendah akibat ketidakefisienan proses produksi dari tahap perkebunan tebu hingga tahap proses di pabrik. Lahan tabu yang tak banyak mengalami peremajaan, hingga pabrik yang sudah uzur membuat persoalan peningkatan produksi gula jalan di tempat.
Ia mengatakan saat ini hasil rendemen atau persentase kadar kandungan gula dalam batang tebu di pabrik-pabrik gula di Indonesia khususnya di Jawa jauh dari harapan. Rendemen rata-rata hanya 6-7%, padahal negara-negara produsen gula lainnya seperti Thailand bisa mencapai 12%.
Rendeman yang tinggi membuat produksi gula makin tinggi, misalnya batang tebu dengan berat 100 Kg, dengan capaian rendemen 12% bisa menghasilkan 12 kg gula kristal, sebaliknya dengan rendemen 6% hanya bisa menghasilkan 6 kg saja.
"Rendemen yang rendah ini karena tebunya nggak dipelihara dan pabriknya sudah banyak yang ompong (sudah tua)," kata Kamadjaya kepada detikFinance, Selasa (9/12/2014)
Kamadjaya mengibaratkan proses produksi gula di pabrik-pabrik Indonesia seperti orang yang sudah berusia lanjut, menguyah makanan dengan gigi yang sudah banyak tanggal, lalu proses pencernaannya seperti tangki-tangki pabrik yang banyak bocor. Sehingga banyak proses produksi yang tercecer, dan membuat tak efisien.
Pengalaman Kamadjaya membangun pabrik gula setidaknya sejak 2002, ketika ia membangkitkan kembali PT Industri Gula Nusantara (IGN) yang sudah 10 tahun mati. Kemudian pada 2010 ia juga mulai membangun pabrik gula di Blora, Jawa Tengah dengan investasi Rp 1,7 triliun melalui PT Gendhis Multi Manis, dengan dukungan bank dan modal para pemegang saham, hasilnya pada Juni 2014, pabriknya mulai produksi.
(hen/ang)











































