Dolar Makin Kuat, Pengusaha Tekstil Ancang-ancang Naikkan Harga

Dolar Makin Kuat, Pengusaha Tekstil Ancang-ancang Naikkan Harga

- detikFinance
Senin, 15 Des 2014 16:19 WIB
Dolar Makin Kuat, Pengusaha Tekstil Ancang-ancang Naikkan Harga
Jakarta - Dolar Amerika Serikat (AS) masih perkasa atas rupiah, dan kini nilai tukarnya telah menembus level Rp 12.700. Industri yang bahan bakunya masih banyak diimpor bakal terkena dampak negatif karena biaya bahan baku menjadi lebih mahal.

Mengutip data Reuters, saat ini dolar AS berada di posisi Rp 12.704. Ini merupakan titik terendah sejak 1998.

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan, lebih dari 50% bahan baku tekstil dan produk tekstil atau garmen di Indonesia masih harus bergantung pada impor. Contohnya benang atau bahan kimia untuk membuat polyester.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

β€Ž"Substitusi impornya belum mandiri, kita impor masih impor. Kemudian bahan kimia untuk polyster juga impor. Tentu ini akan menyebabkan semua komponen penunjang lebih mahal," kata Ade saat dihubungi detikFinance, Senin (15/12/2014).

Ade mengatakan, dengan dolar yang menguat terhadap rupiah tentunya biaya produksi juga bakal melonjak. Akibatnya, harga jual ke konsumen juga kemungkinan akan dinaikkan.

Namun Ade menilai penguatan dolar AS sampai ke Rp 12.700 belum terlalu krusial. Ketika dolar AS sudah menyentuh level Rp 13.000, dunia usaha baru akan melakukan perhitungan.

"Kalau (dolar AS) sudah Rp 13.000, kita baru kalkulasi (kenaikan harga). Jadi mungkin kita bisa mengkalkulasi setiap kenaikan Rp 1.000," jelas Ade.

Dia memprediksi, pelemahan rupiah ini akan terus berlanjut hingga kuartal I-2015. Karena menurutnya, salah satu penyebab pelemahan rupiah saat ini adalah banyaknya utang-utang luar negeri yang sudah akan jatuh tempo hingga Maret 2015.

Ade bahkan memperkirakan pelemahan rupiah bisa sampai Rp 14.000/US$. Oleh sebab itu, sebagai pelaku industri dirinya tengah mempersiapkan antisipasi agar tak terlalu merugi saat rupiah terus melemah.

Upaya yang dilakukannya adalah dengan membeli sebanyak-banyaknya bahan baku dengan kurs nilai tukar yang berlaku sekarang untuk persediaan hingga awal tahun depan atau setidaknya hingga rupiah kembali bisa menguat.

"Dolar bisa saja menjadi Rp 14.000, mungkin di atas itu. Bukan mustahil. Ini seluruh industri di kita antisipasi menyebabkan bahan baku dibeli (dari sekarang). Sudah pasti naik lagi, karena keyakinannya naik lagi," tuturnya.

(zul/hds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads