Sama-sama Produsen Karet, Tapi Malaysia Lebih Maju Ketimbang RI

Sama-sama Produsen Karet, Tapi Malaysia Lebih Maju Ketimbang RI

- detikFinance
Selasa, 27 Jan 2015 11:05 WIB
Ilustrasi penyadapan karet (foto: Reuters)
Jakarta - Bambang Brodjonegoro, Menteri Keuangan, menegaskan di depan para pengusaha bahwa Indonesia harus mengubah paradigma dari sekedar penjual barang mentah. Tidak ada salahnya Indonesia mencontoh Malaysia, yang sukses membangun industri pengolahan.

"Kebijakan ke depan memperkuat sektor manufaktur, sangat bisa itu. Hilirisasi sumber daya alam yang baik dari tambang maupun perkebunan. Jangan tiru negara yang hanya ekspor bahan mentah," tegas Bambang di depan para investor yang hadir di acara Mandiri Investment Forum 2015 di Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta, Selasa (27/1/2015).

Bambang mencontohkan Malaysia dalam hal karet. Malaysia dan Indonesia merupakan produsen karet utama dunia, tetapi dia menilai Malaysia punya keunggulan tersendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Negeri Jiran, lanjut Bambang, memiliki industri pengolahan karet yang mumpuni. Akibatnya saat harga karet dunia anjlok, Malaysia tidak banyak terpengaruh karena mereka menjual produk olahan karet.

"Malaysia dapat order sarung tangan karet dari Afrika dalam jumlah besar karena saat itu ada ebola. Supply terbesar dari Malaysia, padahal sama-sama penghasil karet terbesar," kata Bambang.

Indonesia, tambah Bambang, masih lebih banyak mengekspor karet mentah. "Downstream Malaysia lebih baik, kita masih senang ekspor karet mentah atau karet rubber. Indonesia jangan selamanya jadi ekspor mentah tapi barang olahan," sebutnya.

Tidak hanya komoditas perkebunan, barang tambang pun diperlakukan serupa. Bambang mengatakan Indonesia tetap akan melarang ekspor bahan mineral mentah.

"Indonesia masih menggunakan landasan sama yaitu melarang ekspor mineral mentah. Belum ada perubahan kebijakan signifikan," ucapnya.

(hds/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads