Melongok Pabrik Komponen Pesawat Asal AS di Pulau Bintan

Melongok Pabrik Komponen Pesawat Asal AS di Pulau Bintan

- detikFinance
Rabu, 04 Feb 2015 10:27 WIB
Melongok Pabrik Komponen Pesawat Asal AS di Pulau Bintan
Bintan - Di Indonesia ternyata ada perusahaan teknologi dan manufaktur yang khusus memproduksi komponen dari pesawat terbang. Perusahaan ini bahkan mendunia karena digunakan untuk pesawat Airbus dan Boeing.

Adalah Honeywell, perusahaan yang berasal dari Amerika Serikat (AS). Honeywell sudah berkantor di Indonesia sejak 1992, tapi untuk produk dan sistemnya telah didistribusikan dan digunakan orang Indonesia sejak 1974. Untuk Aerospace ada sejak 2015.

Pabrik perakitan pesawat ini berlokasi di Bintan, Kepulauan Riau. Tepatnya di kawasan industri perdagangan bebas yang merupakan zona khusus yang telah ditetapkan pemerintah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa produk yang dihasilkan sudah ada hampir di seluruh pesawat komersial, militer dan luar angkasa. Misalnya untuk mesin pesawat, kokpit, dan elektronik kabin, layanan konektivitas nirkabel, logistik dan lainnya.

Berikut rangkuman detikFinance terkait pabrik Honeywell Aerospace, Rabu (4/2/2015).

Honeywell Aerospace merupakan salah satu perusahaan produsen komponen atau sparepart pesawat kelas dunia yang beroperasi di Indonesia. Produknya seperti EGPWS, KSN, KX155A, AV850A, atau Nav Com digunakan di pesawat-pesawat keluaran Airbus dan Boeing.

Honeywell, perusahaan asal Amerika Serikat (AS), sudah beroperasi di Bintan sejak 2005 atau sudah sekitar 10 tahun. Menyusul anak perusahaan dari sektor minyak dan gas bumi (migas) yang sebelumnya sudah ada sejak 1992. Untuk perusahaan induk berkantor di Jakarta sejak 1974.

"Kalau untuk Honeywell, kita sudah ada di Indonesia sejak 40 tahun yang lalu," kata Alex Pollack, Presiden Direktur Honeywell Indonesia, di Bintan (Kepulauan Riau), akhir pekan lalu.

Beberapa produk yang dihasilkan sudah ada hampir di seluruh pesawat komersial, militer, dan luar angkasa. Misalnya untuk mesin pesawat, kokpit dan elektronik kabin, layanan konektivitas nirkabel, logistik, dan lainnya.

Teknologi yang digunakan seperti IntuVue Weather Radar, TPE 331 Engine, dan Bend/King Avionics yang telah dipergunakan oleh berbagai penerbangan komersial, bisnis, dan militer di Indonesia seperti PT Garuda Indonesia Tbk (GIIA), Grup Lion Air, PT Dirgantara Indonesia, dan TNI.

Operator pesawat bisnis di Indonesia juga telah menggunakan avionik milik Honeywell, seperti sistem radar, Enhanced Ground Proximity Waming System (EGPWS), dan Trafic Collision Alerting Systems (TCAS) yang digunakan untuk meningkatkan keamanan. Termasuk sistem komunikasi satelit untuk produktivitas dan koneksi di udara.

"Kita membuat produk sebagai solusi inovatif dan tentunya sangat bermanfaat," kata Pollack.

Selain perakitan pesawat, Honeywell juga memiliki unit bisnis lain, yaitu Automation and Control Solution (ACS) untuk gedung, perumahan, dan kawasan industri dan bahan kimia khusus, serta Performance Materials and Technologies (PMT).

Ada sekitar 200 orang bekerja untuk perusahaan ini. Sedangkan secara total, Honeywell mempekerjakan lebih dari 1.500 karyawan yang tersebar di beberapa kota lain seperti Jakarta, Surabaya, Purwakarta, dan Batam.

Induk perusahaan Honeywell berkantor di Morris Township, AS. Perusahaan ini juga tercatat dalam perdagangan saham di bursa efek New York, Chicago, dan London.

Perusahaan asal Amerika Serikat (AS), Honeywell, memiliki satu pabrik perakitan komponen pesawat di Bintan, Kepulauan Riau. Disebutkan bahwa pabrik Honeywel Aerospace ini merupakan satu dari 20 pabrik dengan fasilitas terbaik di dunia.

"Fasilitas ini tergolong Standard Operational Silver (SOS). Ini adalah standar yang paling tinggi untuk fasilitas produksi. Di seluruh dunia hanya punya kira-kira 20 fasilitas dan Indonesia adalah salah satunya yang punya" ungkap Alex Pollack, Presiden Direktur Honeywell Indonesia, di Bintan, akhir pekan lalu.

Menurut Pollack, pabrik ini juga telah bersertifikasi Aerospace Standart AS9100. "Kami ingin hasilkan produk berkualitas tinggi. Kami percaya berinvestasi di Indonesia," sebutnya.

Ia menambahkan dari total karyawan yang mencapai 200 orang hampir 90% adalah tenaga kerja asli Indonesia. Sehingga layak disebutkan bahwa produk yang dihasilkan adalah buatan Indonesia.

"Ada banyak karya teknologi dalam produk ini. Saya menyebutkan bahwa produk ini adalah made in Indonesia," tukasnya.

Salah satu produk yang dihasilkan oleh Honeywell Aerospace di Bintan (Kepulauan Riau) adalah Enhanced Ground Proximity Warning System (EGPWS). Produk ini juga merupakan salah satu andalan perusahaan untuk berbagai jenis pesawat di dunia.

Andrew Kirk, Direktur Produksi Honeywell Aerospace, menjelaskan alat ini mampu mendeteksi dengan cepat kondisi di sekitar area pesawat. Termasuk gunung atau gedung-gedung tinggi sehingga pesawat dapat terhindar dari tabrakan.

"Jadi terdeteksi dengan baik areanya. Sistem ini dapat membantu pilot bila ingin terbang lebih cepat. Jika ada gunung atau gedung, maka alat ini akan memberikan peringatan untuk mencari alternatif lain," jelas Kirk di lokasi pabrik, Bintan, akhir pekan lalu.

Kirk menambahkan, kelahiran EGPWS berawal pada situasi kala 1960-1970an. Kala itu, banyak pilot merasa tidak aman untuk terbang cepat. EGPWS tercipta dari kebutuhan tersebut.

"Saya menyebutnya sebagai early warning system," ujar Kirk.

EGPWS sudah digunakan di segala jenis pesawat komersial hingga militer. Kebanyakan memang untuk pesawat berukuran kecil yang butuh terbang dengan kecepatan tinggi.

Pabrikan pesawat kelas dunia seperti Boeing dan Airbus merupakan konsumen dari Honeywell Aerospace, perusahaan asal Amerika Serikat (AS) yang pabriknya berlokasi di Bintan, Kepulauan Riau.

"Kita bikin 15% komponen pesawat. Jadi pesawat seperti Boeing dan Airbus itu ada bagian dari Honeywell," ungkap Alex Pollack, Presiden Direktur Honeywell Indonesia, di Bintan, akhir pekan lalu.

Beberapa komponen tersebut antara lain Enhanced Ground Proximity Warning System (EGPWS), KSN (radar digital), KX155A (sistem komunikasi navigasi), dan AV850A (sistem audio). Boeing dan Airbus sudah cukup lama bekerja sama dengan Honeywell.

"Kerja sama ini sudah berlangsung lama, dan berfungsi sangat baik," imbuhnya.

Pollack menambahkan, baik Airbus maupun Boeing biasanya langsung berurusan dengan perusahaan induk di AS. Dia pun mengaku tidak mengetahui harga dari produk tersebut.

"Jadi dari ini ekspor ke AS dan dibeli sama Airbus atau Boeing. Kemudian pesawat itu dijual ke perusahaan seperti Garuda dan Lion. Barang itu pun kembali ke Indonesia," terangnya.

Pollack menyebutkan, dari total karyawan yang mencapai 200 orang hampir 90% adalah tenaga kerja asli Indonesia. Sehingga layak disebutkan bahwa produk yang dihasilkan adalah buatan Indonesia.

"Ada banyak karya teknologi dalam produk ini. Saya menyebutkan bahwa produk ini adalah made in Indonesia," tukasnya.

PT Honeywell Aerospace, perusahaan komponen pesawat asal Amerika Serikat (AS) yang berlokasi di Bintan, telah menjalin kerja sama dengan perusahaan lokal di Indonesia. Perusahaan itu adalah PT Dirgantara Indonesia (Persero).

Presiden Direktur Honeywell Indonesia Alex Pollack mengatakan, pihaknya sudah cukup lama bekerja sama dengan PT DI. Honeywell menyediakan mesin turboprop TPE 331.

"Kita sudah MoU dengan PT DI untuk penyediaan mesin TPE 331," ungkapnya di Bintan, akhir pekan lalu.

Diketahui mesin ini dipergunakan sebagai penggerak utama untuk pesawat CN-235 200/220. Pollack menambahkan bahwa mesin ini berteknologi tinggi dan efisien dalam penggunaan bahan bakar.

"Pusat layanan mesin TPE 331 ada di Bandung. Ini satu-satunya di kawasan Asia Tenggara," sebutnya.

Selain itu, kata Pollack, PT DI juga menggunakan piranti avionik ARL-2002 milik Honeywell Aerospace. Masih untuk pesawat CN-235.

"Dua teknologi ini menjadi standar di beberapa pesawat terbang yang diproduksi di Indonesia," terangnya.

Hide Ads