2 Tahun Produksi Mobil di Bekasi dan Kurang Laku, GM Rugi Rp 2,4 Triliun

2 Tahun Produksi Mobil di Bekasi dan Kurang Laku, GM Rugi Rp 2,4 Triliun

- detikFinance
Senin, 02 Mar 2015 13:42 WIB
2 Tahun Produksi Mobil di Bekasi dan Kurang Laku, GM Rugi Rp 2,4 Triliun
Jakarta - General Motors Indonesia (GM) memutuskan untuk menutup pabrik Chevrolet Spin di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat setelah produksi sejak Mei 2013 atau sekitar 2 tahun. Alasannya, kendaraan tersebut tak mampu bersaing di pasar Indonesia sehingga mengalami kerugian hingga Rp 2,4 triliun.

Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin menuturkan telah mendapatkan penjelasan lengkap dari Plt Presiden Direktur GM Indonesia, Pranav Bhatt terkait penutupan pabriknya di Indonesia, hari ini.

Pabrik ini dibuka pada 1995, kemudian setelah berhenti produksi pada tahun 2005. Kemudian fasilitas produksi di Pondok Ungu diaktifkan kembali pada Mei 2013. Pabrik Bekasi saat ini memproduksi Chevrolet Spin untuk kebutuhan dalam negeri dan pasar ekspor di Asia Tenggara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami mengundang pihak GM terkait rencana penutupan pabriknya yang di Bekasi. Setelah mendengar penjelasannya, konsentrasi kami adalah jangan sampai karyawan yang ada di sana terlantar," kata Saleh Husin ditemui di kantor Kementerian perindustrian, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (2/3/2015).

Saleh menuturkan, alasan pabrik GM tutup karena produknya sulit bersaing di pasar Indonesia. Segmen mobil Multi Purpose Vehicle (MPV) di Indonesia memiliki banyak pesaing terutama dari pabrikan Jepang seperti Toyota dan Daihatsu yang terkenal dengan produk Avanza dan Xenia.

"Karena memang merknya kurang direspons masyarakat. Sehingga kurang laku, jadi cost-nya tinggi," tutur Saleh.

Pihak GM pun mengalami kerugian sejak mulai produksi di tahun 2013 lalu. Saleh menuturkan, kerugiannya ditaksir mencapai US$ 200 juta atau setara Rp 2,4 triliun.

"Mereka katakan total kerugiannya US$ 200 juta, dari pertama sampai sekarang. Rata-rata setiap bulannya US$ 4 juta," katanya.

Saleh mengatakan, pihak dari GM berkomitmen penuh untuk memberikan pesangon kepada para karyawan yang berjumlah 500 orang. Begitu juga dengan supplier komponen yang selama ini memasok kebutuhan dari pabrik tersebut.

"Saya juga menekankan bagaimana supplier komponen yang berurusan dengan pihak GM. Mereka bilang akan bertanggung jawab," tutupnya.

(zul/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads