Kemarin, Plt Presiden Direktur GM Manufacturing Indonesia, Pranav Bhatt menemui Menteri Perindustrian Saleh Husin, untuk menjelaskan soal alasan penutupan pabrik dan nasib karyawan.
Usai pertemuan, Bhatt menjelaskan sejumlah alasan tutupnya pabrik dan nasib karyawannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Masalah Keuangan
|
"Pak menteri ingin tahu kenapa kita ambil keputusan itu. Bagaimana nasib karyawan, dan apa selanjutnya langkah GM di Indonesia," kata Plt Presiden Direktur GM Manufacturing Indonesia, Pranav Bhatt.
Bhatt yang juga menjabat sebagai Direktur Keuangan GM Manufacturing Indonesia itu mengatakan, penutupan pabrik Chevrolet Spin semata-mata karena pertimbangan keuangan.
"Itu semata karena keputusan finansial, keputusan bisnis. Kita punya pabrik Spin di Bekasi, dan Spin tidak begitu menguntungkan, dan butuh biaya tinggi, dan volumenya kecil. Jadi saya kira itu hanya keputusan finansial," tuturnya.
Dengan berhentinya produksi Spin di Indonesia, bukan berarti perusahaan bakal mengimpor jenis kendaraan ini dari negara lain. Ke depan, perusahaan bakal fokus menjual produk berjenis SUV (Sport Utility Vehicle) dan pick up.
"GM akan tetap ada di Indonesia, kita akan tetap menjual Chevrolet di Indonesia, kita akan fokus menjual SUV dan pick up, kita akan tetap mendukung semua konsumen di Indonesia dari sisi aftersales," tuturnya.
2. Pesangon Karyawan Hingga 18 Bulan Gaji
|
Pihak GM bakal memberi pesangon, besarannya 10 sampai 18 bulan gaji, bagi seluruh karyawan yang terkena PHK.
Saat ini, GM mempekerjakan 500 orang karyawan di pabrik yang memproduksi mobil berjenis MPV (multi purpose vehicle) itu.
"Yang terdampak karena ini (penutupan pabrik), ada 500 orang. Pekerja adalah yang utama bagi kami, saya pikir kita akan memberikan mereka paket kompensasi yang baik," kata Bhatt.
Bagi karyawan yang bekerja lebih dari 3 tahun, akan mendapatkan kompensasi lebih besar, dibanding yang bekerja di bawah 3 tahun.
"Jika anda bertanya berapa yang mereka dapatkan, mereka bakal dapat 10 bulan lebih dari gaji wajib yang mereka dapat. Yang sudah bekerja 3 tahun atau lebih di Indonesia, kemungkinan bakal mendapatkan 18 bulan gaji," paparnya.
Bhatt mengatakan, masih ada waktu 4 bulan bagi karyawan untuk tetap bekerja memproduksi mobil ini.
"Kita akan tetap melanjutkan produksi sampai Juni dan artinya masih punya waktu 4 bulan untuk mempertimbangkan," tuturnya.
3. Rugi Rp 2,4 Triliun
|
Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin menuturkan, telah mendapatkan penjelasan lengkap dari Plt Presiden Direktur GM Indonesia, Pranav Bhatt terkait penutupan pabriknya di Indonesia, hari ini.
Pabrik ini dibuka pada 1995, kemudian berhenti produksi di 2005. Kemudian fasilitas produksi di Pondok Ungu diaktifkan kembali pada Mei 2013. Pabrik Bekasi saat ini memproduksi Chevrolet Spin untuk kebutuhan dalam negeri dan pasar ekspor di Asia Tenggara.
"Kami mengundang pihak GM terkait rencana penutupan pabriknya yang di Bekasi. Setelah mendengar penjelasannya, konsentrasi kami adalah jangan sampai karyawan yang ada di sana terlantar," kata Saleh Husin.
Saleh menuturkan, alasan pabrik GM tutup karena produknya sulit bersaing di pasar Indonesia. Segmen mobil Multi Purpose Vehicle (MPV) di Indonesia memiliki banyak pesaing terutama dari pabrikan Jepang seperti Toyota dan Daihatsu yang terkenal dengan produk Avanza dan Xenia.
"Karena memang mereknya kurang direspons masyarakat. Sehingga kurang laku, jadi cost-nya tinggi," tutur Saleh.
Pihak GM pun mengalami kerugian sejak mulai produksi di 2013 lalu. Saleh menuturkan, kerugiannya ditaksir mencapai US$ 200 juta atau setara Rp 2,4 triliun.
"Mereka katakan total kerugiannya US$ 200 juta, dari pertama sampai sekarang. Rata-rata setiap bulannya US$ 4 juta," katanya.
Saleh mengatakan, pihak dari GM berkomitmen penuh memberikan pesangon kepada para karyawan, yang berjumlah 500 orang. Begitu juga dengan supplier komponen yang selama ini memasok kebutuhan dari pabrik tersebut.
"Saya juga menekankan bagaimana supplier komponen yang berurusan dengan pihak GM. Mereka bilang akan bertanggung jawab," tutupnya.
4. Nasib Pabrik Belum Jelas
|
Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengatakan, pihak GM tidak akan menjual pabrik tersebut setelah berhenti beroperasi. Namun, belum ada keputusan yang bisa diambil ke depannya.
"Nanti pabriknya mau jadi apa belum disampaikan. Tapi mereka sampaikan itu tidak akan dijual, tetap ada di situ," kata Saleh Husin.
Saleh mengatakan, GM bakal segera merealisasikan kerjasamanya dengan pabrikan otomotif asal Tiongkok, Wuling dalam waktu dekat ini. Tidak menutup kemungkinan pabrik tersebut bisa digunakan untuk keperluan investasinya mendatang.
"Di sisi lain, GM ini kan akan memproduksi produk dari Tiongkok merek Wuling, tentu kami juga berpikir, bisa saja kalau PHK-nya selesai, kemudian bisa dimanfaatkan di pabrik tersebut," kata Saleh.
Plt Presiden Direktur GM Indonesia, Pranav Bhatt mengatakan, pihaknya belum memiliki rencana apa-apa terkait nasib pabriknya nanti pasca penutupan pabrik. Pihaknya masih fokus terkait tenaga kerja di pabrik GM, yang berjumlah 500 orang.
"Apa yang kita lakukan adalah mengikuti standar GM, kita akan menawarkan GM Spin aset ke semua entitas GM, mungkin mereka bisa menggunakan, tapi kita perlu studi untuk melakukan itu," kata Bhatt.
Halaman 2 dari 5