"Pihak Afsel minta kita meningkatkan investasi pengusaha Indonesia. Sejauh ini sudah ada beberapa korporasi kita yang menanam modal di Afsel, seperti Indofood," kata Menperin Saleh Husin dalam keterangan tertulis, Rabu (22/4/2015).
Saleh menambahkan, kedua negara memiliki kesamaan yaitu tengah memacu industri dan membuka pintu bagi investasi asing. Pasalnya, Afsel memiliki sumber daya alam yang melimpah dan juga jumlah penduduk besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menperin menyebutkan, Afsel juga meminta Jepang menambah investasi bidang otomotif seperti yang dilakukan pihak Indonesia. Kedua negara juga berminat untuk saling tukar pengetahuan. Seperti di bidang pertambangan emas dan mineral lainnya yang dikuasai Afsel.
"Mereka bisa memberi pelatihan dan kerja sama lainnya," ujar Saleh.
Menperin juga menyingggung soal kesepakatan Afsel dan Indonesia dalam Joint Trade Committee (JTC). Dia berharap hal itu dapat memacu kerja sama kedua negara baik ekspor-impor maupun investasi.
Saleh menyampaikan presentasi kepada para delegasi negara anggota KAA dengan tema 'Peluang Invetasi Industri Makanan dan Minuman di Indonesia' di Asian-African Business Summit 2015, kemarin.
Dalam paparannya, Saleh menyampaikan bahwa sumber daya alam Indonesia menempati peringkat atas di dunia. Seperti kelapa sawit, rumput laut, kelapa, perikanan, kopi, dan coklat.
Pertumbuhan industri makanan dan minuman mencapai 9,54%, lebih tinggi dari industri manufaktur yang sebesar 5,61% dan pertumbuhan ekonomi yang sebesar 5,02%.
"Industri makanan dan minuman di Indonesia terus tumbuh dan berkembang karena merupakan salah satu industri prioritas," ujarnya.
Saleh menegaskan, pertumbuhan industri makanan dan minuman tetap stabil dan memberikan kontribusi yang besar untuk sektor non migas dengan meningkatnya perminataan dari konsumen kelas menengah di Indonesia.
(zul/hds)











































