Ketua IKAPPI Abdullah Mansuri mengatakan fenomena preman kendalikan stok dan harga komoditas seperti cabai, bawang, dan tomat di pasar sudah lama terjadi. Intimidasi kepada petani yang akan memasok komoditas diduga untuk menimbulkan kenaikan harga.
"Pemainnya adalah pengusaha atau bandar antar wilayah. Rantainya yaitu petani-pengusaha lokal-pasar induk Jabodetabek seperti Kramat Jati, Cibitung, Tangerang," kata Mansuri kepada detikFinance, Rabu (8/7/2015)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya contohkan terjadi di daerah lain yaitu Bondowoso, Jawa Timur. Di sana pemain lokal secara tidak langsung ingin rugikan petani termasuk dengan cara menahan stok yang dibeli saat harga jatuh. Pasar induk akhirnya kan kesulitan juga kalau nggak ada barang," katanya.
Mansuri mengatakan bandar besar memainkan stok dan harga harus segera ditindak. Ia mengakui peran pemerintah masih lemah untuk menindak aksi preman semacam ini.
"Dari hulu sampai hilir pemerintah harus jamin keamanan dan kenyamanan distribusi. Kementan, Kemendag, BIN, Polri harus komunikasi duduk bersama jamin keamanan proses distribusi," katanya.
(hen/hen)











































