Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini meresmikan gedung Indonesia Convention Exhibition (ICE) di Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan. Jokowi sempat berdiskusi dengan para pelaku usaha di pusat pameran dan konvensi terbesar dan terluas di Indonesia tersebut.
Salah satu pengusaha yang dapat kesempatan berdiskusi dengan Jokowi adalah Nadiem Makarim, pendiri aplikasi Go-Jek yang baru-baru ini sedang naik daun.
Sambil memakai kaos hitam bertuliskan Go-Jek, Nadiem menyampaikan curhatan kepada Jokowi yang duduk didampingi Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, dan Gubernur Banten Rano Karno.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertama, Nadiem berharap pemerintah punya mindset alias pola pikir yang sedikit berbeda, misalnya dari dulunya wasit menjadi pelatih, dari regulator menjadi inkubator, dan dari pengawas menjadi sahabat.
"Karena industri kami berkembang dengan pusat tapi banyak regulasi yang sepertinya mempersempit ruang gerak kami," ujarnya.
Kedua, Nadiem mengaku para pelaku industri teknologi sekarang harus berkompetisi luar biasa dengan perusahaan dengan pendanaan jutaan dolar dari perusahaan global.
"Ini benar-benar membuat kami sedikit mencari celah untuk meningkatkan profit
agar kami bisa berkompetisi. Diharapkan lebih banyak insentif yang diberikan kepada perusahaan aplikasi dan e-commerce di Indonesia," katanya.
Sementara yang ketiga, Nadiem mengatakan perusahaannya bergerak di sektor teknologi yang perubahannya jauh lebih cepat dari industri lain.
"Kami bisa membantu penetrasi untuk kalangan seperti nelayan sampai petani untuk bisa menggunakan dan memiliki smartphone," ucapnya.
"Ini Go-Jek masih kejar-kejaran sama ojek?" Jawab Jokowi yang disusul tawa para hadirin.
"Saya kira Go-Jek memang sangat bagus dan kreatif sekali, dengan sistemnya bisa membantu banyak ojek di Jakarta dan daerah lain," ujarnya.
Namun Jokowi menyayangkan sistem Go-Jek ini belum bisa menjangkau hingga ke pelosok, misalnya hingga ke desa dan warung-warung kecil yang belum terkoneksi dengan internet.
"Tapi masih banyak sekali di desa-desa, kecamatan, warung-warung kecil itu tidak bisa dikoneksikan dengan aplikasi seperti itu, begitu juga dengan nelayan," ujar Jokowi.
(ang/dnl)











































