Direktur Utama Barata Zakky Gamal mengatakan komponen kereta sudah diekspor ke Amerika Serikat (AS), Meksiko, Kanada hingga Australia.
"Kita sudah ekspor ke perusahaan kereta Amerika, Meksiko, Australia, Kanada sampai sekarang," kata Zakky di Ruang Rapat Komisi VI, Jakarta, Kamis (17/9/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk komponen kereta api, PT Barata bersaing dengan produsen komponen asal India dan China. Setiap tahun, PT Barata mengekspor komponen kereta senilai US$ 10 juta atau setara Rp 140 miliar.
"Kita rata-rata setahun sudah dapat letter of intent 5 tahun ke depan. 1 tahun dapat US$ 10 juta. Potensi US$ 20 juta. Omzet pabrik, itu 50% untuk ekspor," ujarnya.
Zakky menilai pasar komponen kereta dunia masih sangat luas. Potensi tersebut belum digarap secara maksimal oleh PT Barata.
"Kebutuhan mereka baru kita penuhi 5% dari potensi pasar yang ada. Kita mau double jadi 10-15%. Mereka masih bisa serap," sebutnya.
Untuk mendorong daya saing dan meningkatkan kapasitas produksi, PT Barata berencana membeli mesin dan membangun pabrik baru.
PT Barata mengajukan usulan Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp 500 miliar untuk mendukung rencana tersebut. PMN ini diusulkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (R-APBN) 2016.
"PMN untuk tambah dan perbaharui mesin CNC (bubut) kita. Line produksi baru juga dibangun. Sebelumnya lahan lama, kita re-layout," tuturnya.
Barata merupakan BUMN manufaktur yang bermarkas di Gresik Jawa Timur. Selain kereta, Barata mampu memproduksi komponen penting untuk industri semen, industri pertambangan, industri gula, hingga industri perkapalan.
(feb/hen)