Menurutnya, salah satu karakteristik industri teknologi informasi dan inovasi digital yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan startup adalah perkembangannya yang sangat cepat.
Oleh karena itu, salah satu hal yang diusulkan adalah suatu kawasan dapat mengakomodasi perkembangan industri di sektor tersebut. Pernyataan Franky tersebut disampaikan di sela-sela kunjungannya ke berbagai perusahaan teknologi informasi di Silicon Valley, AS, Rabu (28/10) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika ada kawasan khusus yang diperuntukkan untuk investasi sektor ekonomi digital, ekosistem usaha sektor tersebut juga mudah terbangun. Misalnya startup lokal dapat mengakses perusahan-perusahaan berbasis IT," katanya, dalam keterangan tertulis yang diterima detikFinance.
"Pemerintah juga dapat memfasilitasi menghubungkan kawasan tersebut dengan kampus-kampus di Indonesia, sehingga ketersediaan SDM terlatih dapat dipenuhi. Kawasan tersebut juga dapat mengatasi hambatan daftar negatif investasi (DNI) untuk sektor ekonomi digital, seperti e-commerce, sehingga dapat mendorong tumbuh kembangnya industri di sektor teknologi informasi ini," jelas tambah Franky.
Franky menambahkan, salah satu daerah di Indonesia yang sudah mencoba mengembangkan kawasan khusus ekonomi digital adalah Kota Bandung melalui pengembangan Bandung Technopark.
"Setelah kunjungan ini kami akan mendiskusikan dengan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil untuk percepatan realisasi kawasan khusus ekonomi kreatif digiltal tersebut, sehingga dapat segera ditawarkan kepada investor," tambah Franky.
Seperti diketahui, Franky bersama dengan Menkominfo Rudiantara, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf ditugaskan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meneruskan kunjungan ke Sillicon Valley dan menjajaki potensi investasi di sektor kreatif digital.
Jokowi sendiri membatalkan kunjungan dan pulang lebih cepat ke Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan kabut asap di beberapa wilayah.
Dalam kunjungannya di Silicon Valley, Franky sempat bertemu dengan beberapa perusahaan website di antaranya Google, kemudian perangkat multimedia Apple, serta perusahaan-perusahaan venture capital lainnya.
Silicon Valley dikenal luas terutama ketika maraknya perusahaan dotcom di era 1990-an. Selain itu, Silicon Valley juga dikenal dengan suasana yang mendukung inovasi dan kewirausahaan.
Banyak negara yang mencoba melakukan duplikasi terhadap Silicon Valley namun gagal dalam menciptakan suasana kondusif untuk mendukung inovasi dan kewirausahaan tersebut. Data tahun 2013, Silicon Valley tercatat sebagai wilayah di AS yang mengeluarkan paten sebanyak 16.975 yang 40%-nya berkaitan dengan komputer.
Upaya-upaya untuk membangun kawasan seperti Silicon Valley telah dilakukan oleh negara-negara lain seperti Malaysia yang mengesahkan Cyberjaya sebagai pusat kawasan sains yang berkolasi di distrik Sepang, Selangor.
Dalam paparannya kepada pelaku usaha sektor ekonomi digital, Rudiantara menyampaikan visi Indonesia sebagai negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara dengan total valuasi US$ 130 miliar atau sekitar Rp 1.756 triliun.
Salah satu langkah yang akan dilakukan pemerintah adalah menumbuhkan 1.000 teknopreneur pada 2020 dengan total valuasi US$ 10 miliar atau sekitar Rp 138 triliun.
Ide pembangunan Silicon Valley di Indonesia adalah cerita lama. Berkali-kali ide ini dibicarakan namun tanpa ada kelanjutan sama sekali.
Pada 2012 lalu, Kementerian Perindustrian yang waktu itu dipimpin oleh Menteri MS Hidayat juga sempat punya ide bikin Silicon Valley di Bandung. Rencana ini sejalan dengan rencana Foxconn yang kabarnya mau bikin pabrik di Indonesia.
(ang/dnl)











































