Mengapa saat ini RI jadi pengimpor tembakau? Menurut Direktur Perbenihan Perkebunan dan Plt. Direktur Tanaman semusim dan Rempah, Nurnowo Paridjo menjelaskan, impor tembakau masih terjadi karena karena terjadi alih fungsi lahan karena harga tembakau dalam negeri kurang menarik.
"Petani itu kalau harga menarik nggak usah disuruh sudah nanam. Petani nggak usah diajari nanam tembakau juga bisa tanam karena sudah dari jaman kolonial. Kenapa kita sekarang impor? padahal dulu kita ekspor. Terjadi alih fungsi lahan karena harga tidak menarik. Upaya kita mestinya menekan impor," kata Nurnowo Paridjo dalam Diskusi 'Masa Depan Komoditas Tembakau Dalam Badai Regulasi' di Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (1/12/2015)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komoditas 'emas hijau' di era kolonial tersebut tengah berada di dalam pusaran regulasi. Mencari solusi di tengah tekanan tembakau menjadi bahan baku rokok dengan resiko kesehatannya, Kementerian Pertanian mengambil peran pengembangan varietas tembakau rendah nikotin.
"Kami tangani on farm bekerja sama dengan pusat penelitian menghasilkan varietas yang nikotinnya rendah. Kekhawatiran kita adalah muncul nikotin sintetis. Itu akan menghancurkan tembakau," kata Nurnowo.
Di sisi lain, tembakau sebetulnya punya peluang-peluang terbuka untuk diversifikasi produk.
"Misalnya untuk pestisida nabati itu sangat bagus. Sedang kita kembangkan terus dan sudah diujicobakan. Produk-produk kesehatan untuk produk farmasi juga bisa," ujar Nurnowo.
(hns/hns)











































