Jokowi didampingi Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, dan Menteri Perindustrian Saleh Husin.
Dalam pertemuan singkat tersebut, pemerintah dan pengusaha membahas strategi industri secara umum. Pemerintah juga menerima keluhan dan usulan dari kalangan dunia usaha.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sesuatu yang sangat besar yang mempunyai peluang untuk sementara kita nomor 9 di dunia, ini bisa menjadi pintu masuk ke 5 besar. Tentu perlu ada kebijakan untuk mendukung industri tersebut," ujar Saleh di Istana Negara, Jakarta, Selasa (2/2/2016)
Salah satu insentif yang sudah diberikan adalah tax holiday, namun lebih banyak dimanfaatkan oleh sektor hulu. Sedangkan hilir masih kekurangan insentif, maka perlu ada pembicaraan lebih lanjut pada internal pemerintah.
"Yang tadi disampaikan juga untuk kebutuhan bahan baku kertas, ada bahan baku dari kertas bekas ini dimasukkan kategori limbah B3. Ini di negara lain tidak seperti itu, akhirnya membuat industri kita kurang kompetitif. Itu harus dikaji," papar Saleh.
Sementara itu, pada komoditas sawit juga memiliki potensi yang besar. Tercatat devisa yang dihasilkan pada 2015 mencapai US$ 18,6 miliar dengan serapan tenaga kerja 6 juta orang.
"Kita perlu duduk bersama untuk meningkatkan produksi dan perkebunan mandiri itu kan hasilnya rendah, tapi kalau kita bandingkan binaan perusahaan jauh lebih besar. Apalagi sekarang kan ada BLU sawit untuk peremajaan tanaman sawit," terangnya. (mkl/wdl)











































