Rizal Ramli Ajak Negara ASEAN Pakai Biofuel dari CPO

Rizal Ramli Ajak Negara ASEAN Pakai Biofuel dari CPO

Michael Agustinus - detikFinance
Kamis, 04 Feb 2016 18:57 WIB
Foto: Jhoni Hutapea
Jakarta - Dalam Konferensi Perubahan Iklim di Paris pada akhir 2015 lalu, 195 negara peserta konferensi sepakat untuk mengurangi emisi karbon. Salah satu cara untuk mengurangi emisi karbon yang menyebabkan perubahan iklim adalah dengan mengurangi penggunaan bahan bakar minyak dan beralih ke bahan bakar nabati (biofuel).

Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli, mengajak negara anggota ASEAN, India, dan China menggunakan biofuel yang berbahan baku Crude Palm Oil (CPO). Caranya dengan menjalankan program mandatori biofuel seperti di Indonesia.

"Kita ingin negara-negara ASEAN mulai program B5, juga India dan China, apakah B5 (biofuel 5%) atau B10 (biofuel 10%) karena semua negara sepakat dengan kesepakatan di Paris, mengurangi emisi karbon. Caranya dengan lebih banyak menggunakan biofuel," kata Rizal dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Kemaritiman dan Sumber Daya, Jakarta, Kamis (4/2/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Minyak sawit, dia menegaskan, tidak merusak lingkungan. Sebaliknya sawit justru dapat berkontribusi mengatasi perubahan iklim. "Palm oil itu bagian dari solusi climate change. Selama ini ada yang menyebar kampanye negatif, itu tidak benar. Yang terjadi kalau kita menggunakan biodiesel , kita membantu mengurangi emisi karbon," paparnya.

Rizal menambahkan, pemerintah Indonesia pun telah bersikap tegas mencegah perluasan lahan sawit dengan cara pembakaran hutan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan TNI dan Polri untuk menindak para pelaku pembakaran hutan.

"Pemerintah sendiri mulai tegas untuk mengurangi kebakaran. Contohnya Presiden Jokowi meminta TNI dan Polisi mengambil langkah kalau ada kebakaran hutan lagi. Kalau ada kebakaran (hutan) besar, yang pertama dipecat adalah komandan korem dan komandan polisi setempat. Kita ingin memperbaikinya. Kita juga percaya hutan juga harus dikelola dengan sustainable," pungkasnya. (hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads