"Dibandingkan dengan 2015, sudah mulai membaik karena banyak proyek pemerintah. Karena infrastruktur efek dominonya banyak," ujar Vice President Director PT Asri Pancawarna, Hendrata Atmoko, saat Konferensi Pers Indogress dan Perkembangan Bisnis Granit Tanah Air, di Jakarta Convention Center, Jakarta Selatan, Kamis (17/03/2016).
Hendrata menjelaskan, pada 2015, kapasitas produksi keramik hanya mencapai 350 juta m2 per tahun dengan rata-rata 30 juta m2 per bulan. Selain itu, ada 40% pabrik keramik yang menurunkan produksinya tahun lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di 2016 diperkirakan agak membaik walaupun belum membaik sesuai dengan target, namun jika dibandingkan dengan tahun 2015 pertumbuhan produksi ini membaik. Hal ini juga dapat dilihat berdasarkan pemakaian listrik PLN di pabrik keramik naik," kata Hendrata.
Â
Dia menambahkan, permintaan terhadap produk granit saat ini juga mulai meningkat. Contohnya, di proyek Terminal 3 Ultimate dan proyek Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati, Majalengka.
Namun, meningkatnya permintaan granit tak akan mematikan pasar keramik.
"Bukan berarti market keramik akan hilang, misalnya rusunawa jumlahnya banyak masih pake keramik, wisma atlet masih keramik. Karena nanti setelah Asian Games selesai diperuntukan buat rusun. Di luar kota besar keramik masih ada," tutur Hendrata.
Selain itu, Hendrata meminta pemerintah membatasi masuknya keramik impor dari China. Caranya, hanya membuka 3 pelabuhan impor yaitu di Medan, Jakarta, dan Makassar.
"Impor yang murah meriah dari Cina, tapi jangan tanya kualitasnya," pungkas Hendrata. (hns/hns)











































