Salah satu pembatik mengaku berharap banyak pada program Satrya Emas terutama dalam promosi dan pemasaran.
"Saya sudah memulai usaha membatik sejak 2011. Banyak suka duka yang saya alami karena memang berangkat dari nol. Kami juga mendapat pelatihan dari pemerintah dan bantuan dana," kata Luluk Hayati (51), pemilik usaha Batik Keong, khas Desa Kedungringin, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Sabtu (28/5/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami berharap banyak pada program ini, terutama bantuan promosi dan pemasaran," kata Hayati.
![]() |
Selama ini hayati menjual batiknya di sejumlah pasar lokal di Kabupaten Pasuruan. "Ada juga orang luar kota yang pesan. Dari jaringan pertemanan," katanya.
Hayati mengaku senang dengan perhatian pemerintah daerah pada batik hasil produk UKM. Belasan batik khas dari berbagai kecamatan di Kabupaten Pasuruan memang dipamerkan dalam launching Satrya Emas. Para camat sendiri yang menampilkan busana dari batik khas wilayahnya masing-masing.
Di Kabupaten terdapat belasan batik khas antara lain batik Pakrida, batik Salwon, batik Mendalan, batik Durian hingga batik Matoa. Batik-batik ini diproduksi UKM yang rata-rata mempekerjakan ibu-ibu rumah tangga.
![]() |
Selain batik, sejumlah produk unggulan juga dipamerkan, antara lain bordir, garmen, aneka makanan rakyat, aneka keripik buah hingga minuman olahan.
"Satrya Emas membantu UKM agar semakin handal dan mampu menciptakan produk-produk berkualitas agar mampu bersaing Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Produk-produk UKM ini yang harus dikembangkan Satrya Emas," Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf, saat launching. (ang/ang)













































