Menperin: Dana Tax Amnesty Bisa untuk Bangun Pabrik

Menperin: Dana Tax Amnesty Bisa untuk Bangun Pabrik

Michael Agustinus - detikFinance
Rabu, 13 Jul 2016 13:54 WIB
Menperin: Dana Tax Amnesty Bisa untuk Bangun Pabrik
Ilustrasi Foto: Arbi Anugrah
Jakarta - Pengesahan Undang-undang (UU) Tax Amnesty disambut gembira oleh Menteri Perindustrian Saleh Husin. Saleh berharap dana hasil tax amnesty dapat digunakan untuk membiayai berbagai proyek, mulai dari jalan tol hingga pabrik.

"Dana tax amnesty itu kan akan digunakan untuk berbagai macam proyek. Nah, yang saya imbau adalah dalam rangka untuk membangun infrastruktur, jalan tol, pembangunan pabrik lainnya," kata Saleh saat ditemui di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (13/7/2016).

Selain itu, Saleh juga ingin dana tax amnesty bisa mengalir ke industri-industri manufaktur. Jika industri manufaktur mendapat pinjaman modal dari dana tax amnesty, akan banyak lapangan kerja tercipta, nilai tambah yang tercipta di dalam negeri juga makin besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang paling utama bagaimana kita dapat mendorong agar industri-industri jadi prioritas dalam rangka untuk setelah tax amnesty berjalan, tentu dana akan besar masuk. Harapan kami akan disalurkan juga untuk pengembangan industri manufaktur. Kita tahu industri manufaktur, selain dapat meningkatkan nilai tambah di samping itu akan menciptakan lapangan pekerjaan," paparnya.

Saleh menyebut sejumlah industri manufaktur seperti makanan dan minuman (mamin), baja, farmasi, petrokimia, dan sebagainya sebagai industri yang perlu mendapat kucuran modal dari dana tax amnesty.

"Misalnya, industri mamin atau industri yang hulu dalam hal ini industri baja, industri farmasi, petrokimia, atau juga industri lainnya. Ini yang memang harus kita kembangkan," paparnya.

Begitu juga industri-industri yang menghasilkan devisa dalam jumlah besar, misalnya CPO, tentu akan makin menguntungkan negara jika bisa mendapat aliran dana tax amnesty.

"Termasuk juga industri sawit, CPO dengan turunannya yang terus kita kembangkan, termasuk industri pulp and paper. Dengan devisa cukup besar yang kita dapat dari situ," tutupnya. (ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads