"Dari jumlah populasi Indonesia yang ada (250 juta penduduk), idealnya jumlah layar bioskop di Indonesia bisa mencapai 9.000-15.000 layar," kata Endah ditemui di Gedung Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta, Kamis (21/7/2016).
Menurutnya, layar bioskop adalah wahana untuk menyebarluaskan film yang sudah diproduksi kepada para penonton. Namun kenyataannya saat ini dari angka ideal 15.000 layar, hanya tersedia 1.118 layar bioskop di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal, dari sisi produksi tampak industri perfilman indonesia tengah menggeliat. Jumlah film yang diproduksi tumbuh pesat hingga 50 kali lipat dalam 15 tahun terakhir.
"Kenaikan produksi film indonesia cukup cepat sekarang kalau di 2001 cuma 4 film Indonesia, tahun 2014 ada 126, 2015 mungkin sudah 200-an film," ujar Ketua Asosiasi Produser Film Indonesia (Aprofi) Sheila Timothy.
Untuk itu, perlu tambahan banyak layar bioskop baru untuk mengimbangi pesatnya pertumbuhan produksi film tersebut. Selain itu, menurut Sheila, bukan sekedar jumlah yang ditambah, tetapi distribusinya juga harus diperluas.
"Semakin banyak kota punya bioskop, semakin luas pangsa pasar perfilman kita. Bisa jadi kan, film yang nggak laku di Jakarta ternyata laku di Kalimantan. Artinya pasar lebih luas," pungkas dia. (dna/ang)