Menperin Airlangga Tantang Pengusaha Mebel Bikin Pabrik di Luar Jawa

Menperin Airlangga Tantang Pengusaha Mebel Bikin Pabrik di Luar Jawa

Yulida Medistiara - detikFinance
Kamis, 28 Jul 2016 16:35 WIB
Menperin Airlangga Tantang Pengusaha Mebel Bikin Pabrik di Luar Jawa
Foto: Yulida Medistiara
Jakarta - Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto meminta pengusaha mebel yang tergabung ke dalam Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) agar membuka industri mebel di luar Jawa.

Menurutnya, keberadaan industri mebel di luar Jawa, terutama di daerah perbatasan sangat penting agar pasar bisa dekat dengan bahan baku.

"Tugas kepada pengurus yang diminta Presiden itu membangun perindustrian bukan hanya manufaktur, kita ini yang menjadi tantangan untuk membangun ekonomi yang adil pemerataan. Bukan hanya industri besar dan kecil, tetapi kita harus berada di lokasi di mana bahan baku berada juga di bangun industri," ujar Airlangga di kantornya, Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (28/7/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Airlangga mengatakan, keberadaan industri mebel di luar Jawa seperti di Kalimantan dan Sulawesi, bahkan hingga ke daerah perbatasan dengan negeri tetangga penting. Sebab, pasar industri mebel nantinya akan semakin meluas, tidak hanya di dalam negeri saja tetapi juga di luar negeri.

"Saya challange semoga pengembangan industrinya nggak hanya di Jawa tapi di luar Jawa. Tim yang kuat untuk menginkubasi atau getuk tular di wilayah perbatasan yang kaya akan rotan dan kayu. Kalau ini bisa dikembangkan industri permebelan bisa di sub kontraktor, kebetulan pasarnya ke negara tetangga itu," ujar Airlangga memberikan tantangan kepada pengusaha mebel.

"Kita sudah masuk dalam MEA sehingga kita harus bangga. Bagaimana bangga ekonominya harus maju, harus ada industri kerajinan yang berbasis bahan baku yang tersedia. Kebanyakan bahan baku yang tersedia berbasis di hutan. Jadi saya minta bangun di daerah perbatasan dan supply daerah tetangga kita perkuat industri. Jadi kesenjangan ekonomi manufaktur harus kita suntikan dan memang industri ini padat karya dan value added-nya tinggi," imbuhnya.

Menurutnya, HIMKI bisa menjadi asosiasi andalan industri. Kontribusi industri mebel ini baru US$ 2 miliar per tahun sehingga potensi untuk tumbuh dapat terlihat apalagi jika basis produksi tersebar di dekat daerah perbatasan.

"Sekarang masih terpusat di Jawa kita mendotong bahwa industri ini bisa di dorong di Sulawesi, Kalimantan atau mendekati pasar. Salah satunya Gubernur Riau, dia berharap industri sudah hidup jadi pasarnya apakah bisa di Malaysia atau Singapura," kata Airlangga. (feb/feb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads