Barata merupakan BUMN yang memiliki lini bisnis di bidang foundry/pengecoran, manufaktur, dan Engineering Procurement and Construction (EPC) berbasis manufaktur.
Perusahaan yang berdiri tahun 1971 dan bermarkas di Gresik Jawa Timur ini memiliki kemampuan membuat komponen dan mesin di sektor migas, pabrik gula, perkeretaapian, alat berat, industri semen, konstruksi baja, kelapa sawit, pembangkit listrik sampai peralatan kebandarudaraan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari laporan keuangan perseroan. Barata Indonesia pada tahun 2014 memiliki kinerja negatif yakni rugi Rp 96,5 miliar, kemudian membaik di 2015 menjadi Rp 12,5 miliar atau naik 212,99%.
Pada tahun 2014, perseroan memiliki aset Rp 860,2 miliar dan mencatatkan penjualan Rp 568,5 miliar. Aset Barata naik 52,85% menjadi Rp 1,31 triliun di 2015, sedangkan penjualan menjadi Rp 650,2 miliar.
Silmy mengaku memperoleh misi dari Kementerian BUMN untuk membangkitkan Barata Indonesia sebagai 'raksasa' di bidang industri manufaktur, apalagi Barata akan didorong terlibat dalam proses alih teknologi dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
"(Tugas saya) Tentunya membuat lebih maju heavy industry di Indonesia. Barata ini kan lama tidur, 2 tahun terakhir mulai dibenahi, pemerintah berharap Barata bisa menjadi terdepan untuk industri berat," kata Silmy saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (8/8/2016). (feb/ang)