Perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit kerap dituding sebagai biang kebakaran hutan tersebut. Menjawab tuduhan itu, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengungkapkan bahwa foto satelit telah membuktikan bahwa sebagian besar kebakaran tidak berasal dari perkebunan sawit.
Sebanyak 61% titik api berada di luar lahan konsesi, sedangkan 39% berada di daerah konsesi, di antaranya lahan konsesi milik perusahaan perkebunan sawit. Tapi dari 39% lahan konsesi itu, hanya 10% yang untuk sawit, selebihnya untuk komoditas lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun lalu sekitar 60% (kebakaran) di luar konsesi, 40% di dalam konsesi. Dari 40% itu, 10% sawit. 10% ini pun sebagian besar di lahan sengketa, secara de facto diduduki masyarakat sehingga tidak bisa digarap perusahaan," papar Ketua GAPKI, Joko Supriyono, saat ditemui di 15th International Peat Congress, Kuching, Malaysia, Rabu (17/8/2016).
Joko menambahkan, korporasi-korporasi sawit selalu melakukan antisipasi untuk mencegah kebakaran. Tahun ini, persiapan semakin diperkuat agar bencana asap tidak terulang lagi. Perusahaan juga semakin giat melakukan pemadaman, wilayah di sekitar lahan konsesi juga dijaga oleh perusahaan sawit.
"Perusahaan selalu siap mengantisipasi kebakaran. Dari tahun ke tahun kita selalu memperkuat dari segi manajemen, sumber daya, infrastruktur. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ujarnya.
"Perusahaan-perusahaan sawit tahun ini lebih agresif melakukan pemadaman, daerah sekitar konsesi juga dijaga. Kalau ada kebakaran hit and run, kita yang membantu memadamkan supaya jangan sampai merambat. Jadi kita pro aktif menjaga tidak hanya konsesi kita tapi juga di sekitar konsesi," dia mengimbuhkan.
Berkat persiapan yang semakin matang, Joko mengklaim kebakaran lahan gambut semakin berkurang. Tahun ini, nyaris tak ada titik api yang berada di lahan konsesi milik korporasi sawit, kebakaran yang terjadi juga lebih kecil.
"Lihat saja semua berita, sekarang kan hot spot di luar konsesi. Mungkin 80-90% di luar konsesi karena perusahaan semakin siap," tutupnya. (ang/ang)











































