Manager Project Control Semen Gresik, Roy Budi Setiawan mengatakan digunakannya tenaga kerja asal Indonesia sudah dilakukan sejak pembangunan pabrik yang kini berjalan 94,4%. Dalam proyek pembangunan pabrik, ada total 5.179 orang yang 2.260 di antaranya merupakan warga Jawa Tengah dan sisanya dari luar Jawa Tengah.
"Warga Rembang sendiri ada 1.079 orang yaitu di ring 1 ada 459 orang, ring 2 ada 174 orang, dan ring 3 ada 456 orang," kata Roy.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Impor itu hanya peralatan yang butuh presisi tinggi dan diameter besar seperti kiln girt gear, kiln tire, raw mill table, dan kiln tire. Sisanya 80,12% dari manufaktur lokal," tandas Roy.
Setelah proyek pembangunan pabrik rampung, lanjut Roy, akan dibuka lapangan kerja untuk proses produksi yang juga diambil dari warga lokal. Potensi lapangan kerjanya antara lain petugas penunjang operasi dan maintenance, keamanan, administrasi, dan lainnya.
![]() |
"Potensi serapan pasca proyek masih ada 825 tenaga kerja, belum lagi dari multiplier effect seperti indekost, kantin, tenaga kerja dari rekanan, dan sebagainya," terangnya.
"Jadi, semua orang Indonesia murni, tidak ada impor tenaga kerja dari Cina," timpal Head of Engineering and Construction Semen Gresik, Heru Indra Wijayanto.
Pabrik berkapasitas 3 juta ton semen per tahun itu mulai dibangun sejak tahun 2014 dan saat ini sudah mencapai 94,4%. Proses ujicoba akan dilakukan dalam waktu dekat.
"Harapannya tahun ini sudah PGT, Performance Guaranty Test," pungkas Heru.
Salah satu warga Desa Timbrangan yang masuk ring 1 pabrik, Sakir (40) ikut merasakan dampak dari pembangunan pabrik. Meski tidak bekerja langsung di lingkungan proyek, namun ia mendapatkan manfaat. Kini Sakir tidak lagi melakukan pembalakan liar, namun menangani proyek pembangunan rumah di sekitar pabrik dan sudah memiliki dua mobil serta bisa menghidupi empat istrinya.
"Ya saya minta proyek sama pihak Semen Gresik, sekalian belajar jadi kontraktor. Saya hanya lulusan SD Timbrangan, dulu ya pembalakan liar, curi kayu. Alhamdulillah sekarang sudah punya dua mobil. Istri-istri juga ada kantin di pabrik sini," kata Sakir. (alg/feb)












































