Pengusaha Keluhkan Harga Gas Mahal, Ini Respons Menperin

Pengusaha Keluhkan Harga Gas Mahal, Ini Respons Menperin

Muhammad Idris - detikFinance
Senin, 29 Agu 2016 13:55 WIB
Pengusaha Keluhkan Harga Gas Mahal, Ini Respons Menperin
Foto: Muhammad Idris
Jakarta - Sejumlah pengusaha Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) mengeluhkan harga gas yang masih saja mahal di dalam negeri. Di lain pihak, produsen tekstil dari negara lain yang jadi pesaing, selama ini menikmati harga gas yang lebih murah.

Menanggapi keluhan pengusaha TPT itu, Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto mengatakan, pihaknya memang tengah mengusulkan agar industri tekstil dan alas kaki bisa diberi insentif berupa harga gas khusus.

"Harga gas sangat menentukan cost. Kita mau masukkan industri tekstil dan alas kaki masuk ke list (daftar) penurunan harga gas," kata Airlangga ditemui di kantornya, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (29/8/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diungkapkannya, ketergantungan industri TPT pada bahan baku impor juga salah satunya disebabkan lantaran harga gas yang mahal. Salah satu contoh bahan baku itu adalah polyester.

"Contohnya polyester. Polyester berbasis gas. Nah, ini yg akan dibicarakan dengan pemerintah," ujar Airlangga.

Dikatakan menteri asal Partai Golkar ini, ada sejumlah produk tekstil yang neraca perdagangannya masih defisit.

"Fiber memang kita impornya defisit. Di hulu defisit. Kain impor tinggi (defisit). Impor kain ini untuk dukung garmen. Garmen itu positif. Sebesar US$ 1,16 miliar defisit di benang, produk kain juga kita defisit US$ 2,9 miliar," jelas Airlangga. (hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads