Menperin Ingin Pasar Garmen RI Naik Double Digit

Menperin Ingin Pasar Garmen RI Naik Double Digit

Yulida Medistiara - detikFinance
Kamis, 01 Sep 2016 17:25 WIB
Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartanto menyebut saat ini pasar industri garmen Indonesia baru ada US$ 6 miliar. Ia berharap dalam 5 hingga 10 tahun ke depan akan meningkat hingga double digit di atas US$ 6 miliar.

Airlangga mengatakan industri tekstil bisa meningkat karena pasarnya terbatas. Ia memberi contoh bagaimana Vietnam telah menerapkan perjanjian dengan Uni Eropa CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement) dan FTA (Free Trade Agreement).

"Salah satu yang harus kita dorong, Vietnam sudah menerapkan CEPA dengan Uni Eropa. Itu PR juga bagi Kemenperin untuk mendorong EU FTA (European Union Free Trade Area) karena dengan EU FTA itu akan ada dua yang terbuka. Tekstil dan alas kaki yang selama ini disuplai oleh negara lain," kata Airlangga, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (9/8/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini, pemerintah sedang berupaya melakukan pembahasan terkait perjanjian EU FTA dengan Uni Eropa. Airlangga berharap bila nanti perjanjian ini selesai dibahas, maka market share atau pangsa pasar Indonesia meningkat hingga double digit.

"Sesudah dengan Eropa kita harapkan market kita bisa double. Tujuan pasti dengan adanya EU FTA dengan Eropa tentu market kita harapkan bisa meningkat doubel. Kalau sekarang garmen sekitar US$ 6 miliar jadi kalo pasar terbuka dalam 5-10 tahun bisa meningkat," ujar Airlangga.

Airlangga menyebut daya saing karyawan industri garmen berbeda-beda, tergantung di mana letak industri tersebut. Yang paling kompetitif ada di Jawa Barat sehingga Airlangga mengatakan akan mendorong industri garmen di Jawa Tengah.

"Dari segi skill karyawan, industri tekstil kita beberapa leading. Itu tergantung tiernya (daerah) dimana. Klo tier I mereka sudah sangat kompetitif. Sekarang kita akan bangun tier II, itu bukan berbasis di Jabar, tapi di Jateng. Nah di sana kami akan bangun community khusus tekstil," ujar Airlangga.

Ia mengatakan nantinya di Jateng akan ada banyak tenaga kerja industri garmen di Jateng. Kemenperin akan membantu dengan pelatihan sehingga kawasan industrinya akan maju.

"Nah salah satunya kan kita sudah membahas untuk melakukan vocational training dan itu tidak terlepas dengan yang perindustrian buat. Jadi modul dan sertifikasi dilakukan oleh Kemenperin tapi memanfaatkan SMK dan pabrik-pabrik untuk menjadi tempat pelatihaan vocational training dan itu kita lakukan 3 bulan di classroom 3 bulan di industri dengan demikian 1 tahun 6 bulan program yang juga dianut vocational training di Jerman, Korsel, dan negara lain," ungkapnya.

"Kita juga akan bangun kawasan industri baru. Juga fashion city, kita akan bangun bersama Singapura, Light industry dan fashion industry," imbuhnya. (hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads