"Meningkatnya investasi Tiongkok di Indonesia diharapkan akan membawa efek positif bagi perekonomian nasional, bahkan bagi peningkatan daya saing industri dalam negeri," kata Harjanto dalam keterangannya, Senin (5/9/2016).
Sebagai contoh, pada kuartal II tahun 2016, Tiongkok telah berkomitmen pada 271 proyek investasi di Indonesia dengan total nilai sebesar US$ 925 juta. Dari invesatasi senilai US$ 925 juta tersebut berkontribusi di sektor industri baja, permesinan, elektronik, makanan, semen dan beberapa industri strategis lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, PT. Virtue dragon Nickel Industry yang bergerak di bidang pengolahan ferronikel di Konawe, Sulawesi Tenggara dengan nilai investasi sebesar US$ 5 miliar dengan kapasitas 600.000 ton per tahun.
Ada juga, Anhui Conch Cement Company yang bergerak di bidang industri semen dengan total investasi sebesar US$ 5,7 miliar dan kapasitas produksi sebesar 20 juta ton per tahun, ungkap Harjanto. Di Indonesia, Anhui Conch Group akan membangun lima integrated plant dan satu grinding plant di Kalimantan Selatan, Banten, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan Papua Barat.
Tak hanya sampai di situ, pada acara Indonesia Business Forum di Shanghai, Kementerian Perindustrian menawarkan empat kawasan industri di Indonesia yang telah siap bekerjasama dengan investor asing. Keempat kawasan tersebut diantaranya, Kawasan Industri Dumai, Riau, Kawasan Industri Industrial Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur, Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah, dan Kaltim Industrial Park di Bontang, Kalimantan Timur.
(dna/dna)











































