"Jadi kalau gas kita dibanding Thailand, Vietnam ini sudah kalah , jadi kalau di level ASEAN sudah kalah dan kalahnya dibanding Vietnam," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto di kantornya, Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (8/9/2016).
Sebagai informasi, harga gas industri di Indonesia menyentuh angka US$ 8-10 per Million Metric British Thermal Unit (MMbtu). Lebih mahal dibandingkan dengan harga gas industri di Singapura sekitar US$ 4-5 per MMbtu, Malaysia US$ 4,47 per MMbtu, Filipina US$ 5,43 per MMbtu, dan Vietnam sekitar US$ 7,5 per MMbtu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu kalau kira-kira indeksnya 100, di kita itu 170. Nah kalau di Vietnam mungkin aja 120 jadi kita agak jauh ketinggalan," tutur dia.
Kondisi ini pula yang menempatkan peringkat kemudahan berinvestasi di Indonesia juga tergolong rendah. Meski telah membaik, tapi Indonesia masih berada di posisi 109. Kementerian Perindustrian, kata Airlangga, akan memperbaiki peringkat Indonsia menjadi posisi 40.
"Presiden minta dari kita menjadi nomor 40, nah ease of doing bussiness (kemudahan berusaha) ini yang kita kejar," kata Airlangga,
Salah satu upaya yang dilakukan adalah kemenperin tengah mengusulkan 10 sektor industri dan kawasan industri yang mendapatkan diskon harga gas. Hal itu karena untuk menumbuhkan daya saing industri dalam negeri dengan luar negeri.
Namun, hingga kini harga gas belum ditentukan besarannya untuk 10 sektor industri dan kawasan industri. Airlangga mengatakan nanti akan ada pembahasan lebih lanjut dengan Kementerian ESDM.
"Harga gas lagi dibahas, nanti ada rapat ya," ujar Airlangga sambil berlalu. (dna/dna)











































