Pengusaha Minta Pemerintah Segera Kenakan Anti Dumping untuk Terigu Impor

Pengusaha Minta Pemerintah Segera Kenakan Anti Dumping untuk Terigu Impor

Muhammad Idris - detikFinance
Jumat, 16 Sep 2016 20:35 WIB
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Sejumlah pengusaha tepung terigu mengeluhkan banjir impor tepung terigu asal Turki. Impor terigu sepanjang Januari-Juni dari Turki tercatat 56.171 metrik ton senilai US$ 14,36 juta, atau melonjak 57,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 28.622 metrik ton senilai US$ 8,08 juta.

Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo), Ratna Sari Loppies mengatakan, pihaknya mendesak pemerintah segera mengenakan BMAD (Bea Masuk Anti Dumping) pada Turki dan beberapa negara lainnya seperti Ukraina, Sri Lanka, dan India.

"Karena kita pernah (BMAD) 15% di tahun 1998. Kita ajukan 15% untuk melindungi industri di dalam negeri. Karena mereka kan baru bangun (pabrik terigu), investasi kan belum recovery," jelasnya ditemui di Kementerian Perindustrian, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (16/9/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ratna mengungkapkan, melubernya terigu impor membuat investasi baru pabrik-pabrik tepung terigu terhambat lantaran kalah saing di dalam harga. Dia mencontohkan, harga terigu impor dari Turki dijual US$ 290 per metrik ton, sementara harga terigu yang dijual pabrik di dalam negeri US$ 303 per metrik ton.

"Untuk melindungi investasi baru di bidang industri tepung terigu nasional. Dimana saat ini ada sekitar 30 industri tepung terigu dan kami pastikan masih akan ada investasi baru dalam 2-3 tahun ke depan," tuturnya.

Diungkapkannya, sepanjang 6 bulan terakhir, produk terigu impor mengalami peningkatan siginifikan. Impor terigu dari Turki pada Januari-Juni 2016 sebesar 56.171 metrik ton atau senilai US$ 14,36 juta, naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar 28.622 metrik ton senilai US$ 8,08 juta. Bahkan di periode Januari-Mei, impor dari Turki melonjak 971,8%.

"Peningkatan di 6 bulan pertama sangat pesat dari tahun lalu," jelas Ratna.

Selain banjir terigu asal Turki, pasar dalam negeri juga dibanjiri terigu asal Ukraina yang sampai pertengan tahun ini impornya sudah mencapai 22.065 metrik ton, diikuti Sri Lanka sebesar 9.073 metrik ton, dan India 1.146 metrik ton. (hns/hns)

Hide Ads