Berdasarkan data Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) periode Januari-Juni, total impor terigu sebesar 97.349 metrik ton dengan nilai US$ 28,22 juta.
Direktur Eksekutif Aptindo, Turki jadi negara yang ekspornya paling tinggi untuk produk terigu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut negara eksportir tepung terigu terbesar ke Indonesia
1. Turki 56.171 metrik ton senilai US$ 14,36 juta.
2. Ukraina 22.065 metrik ton senilai US$ 6,36 juta.
3. Sri Lanka 9.073 metrik ton senilai US$ 3,42 juta.
4. Filipina 2.309 metrik ton senilai US$ 771 juta.
5. Vietnam 2.310 metrik ton senilai US$ 952.000.
6. Singapura 1.912 metrik ton senilai US$ 790.000.
Sementara impor biji gandung periode Januari-Juni 2016, tercatat totalnya sebesar 5.692.630 metrik ton dengan nilai 1,31 miliar. Berikut negara asalnya
1. Australia 2.066.268 metrik ton senilai US$ 507,77 juta.
2. Argentina 892.418 metrik ton senilai US$ 166,63 juta.
3. Kanada 870.280 metrik ton senilai US$ 232,83 juta.
4. Ukraina 845.579 metrik ton senilai US$ 170,95 juta.
5. Amerika Serikat 405.475 metrik ton senilai US$ 103,64 juta.
6. Perancis 267.773 metrik ton senilai US$ 56,21 juta.
Sementara untuk impor gandum, kata Ratna, juga ada kenaikan cukup besar di impor gandum yang berasal dari perusahaan pakan ternak.
Dari data Aptindo, impor gandum untuk kebutuhan pakan ternak Januari-Juni 2016 sebesar 1.506.293 ton, atau naik 86.957,4% dibandingkan periode yang sama di 2015 sebesar 1.730 ton.
"Itu permintaan dari industri pakan ternak untuk gandum pengganti jagung. Karena impor jagung tak bisa, jadi beralih ke gandum," ujar Ratna. (hns/hns)