Harga Gas di Sumut Tinggi, Bagaimana Nasib Kawasan Industri Sei Mangkei?

Harga Gas di Sumut Tinggi, Bagaimana Nasib Kawasan Industri Sei Mangkei?

Yulida Medistiara - detikFinance
Senin, 19 Sep 2016 10:35 WIB
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Harga gas yang tinggi mempengaruhi minat investor masuk ke kawasan industri. Menurut Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, salah satu contohnya adalah Kawasan Industri Sei Mangkei, di Sumatera Utara (Sumut)

Airlangga mengatakan, kawasan Industri Sei Mangkei belum banyak peminatnya.

"Sekarang kita sudah punya satu Unilever. Tapi kan berikutnya belum masuk lagi karena success story-nya terhambat karena harga gas yang tinggi kan," ujar Menperin Airlangga Hartarto kepada detikFinance, di Kantor Kementerian Perindustrian, Rabu (14/9/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk mengurangi biaya pemakaian energi, Airlangga menyebut Unilever menggunakan bahan bakar MFO (Marine Fuel Oil) atau minyak bakar. Hal ini karena harga MFO lebih murah atau di bawah US$ 10 daripada harga gas di Sumut yang mencapai US$ 12-14 per MMBtu.

Menurut Airlangga, Bagi investor situasi ini cenderung sulit untuk membangun pabrik lagi di kawasan Sei Mangkei. Hal itu karena di kawasan tersebut memiliki harga gas yang sangat tinggi dibanding di negara lain.

Airlangga menambahkan, saat ini ada beberapa perusahaan mengatakan berminat berinvestasi di Indonesia tapi masih menunggu harga gas di Indonesia bisa setara dengan negara lain. Namun, jika harga gas dalam waktu dekat belum juga turun, Indonesia menawarkan pasar dan pengolahan sektor lainnya.

(hns/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads