"Dengan program ini pasokan ikan bertambah dan melengkapi perikanan tangkap yang terkadang kurang stabil. Sekaligus ini bisa meningkatkan ekonomi warga kalau dulu pekarangannya menganggur sekarang menghasilkan," tukas Anas saat ikut panen ikan tawar di Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Banyuwangi, Senin (19/9/2016).
Anas mengaku puas melihat progress di lapangan dari gerakan tersebut. Hingga akhir 2015 target kolam ikan yang ada di Banyuwangi sudah melampaui target.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anas mendorong masyarakat untuk mandiri dan mendorong jiwa berwirausaha. Dia menekankan konsep membangun kolam di pekarangan rumah ini layak untuk dipertimbangkan mengingat potensi pasar yang ada.
"Saya kira ini yang realistis bisa dikerjakan di desa-desa khususnya di daerah-daerah yang airnya melimpah. Ini bisa menghasilkan dan demandnya ada. Total dari 3700 ton kalau dirupiahkan sebesar Rp 55 miliar itu uang beredar di rakyat dan ternyata ini enggak perlu di Bali ya pembelinya sudah banyak," katanya.
Tak hanya itu di kesempatan tersebut Anas juga mendorong ibu-ibu yang hadir untuk mengolah ikan menjadi bahan makanan yang memiliki nilai tambah. Dia mencontohkan jika di Lamongan terkenal dengan pecel lele dan Magelang terkenal dengan mangut lele dia mendorong Jambewangi membuat olahan khas.
"Coba ibu-ibu dan PKK Dharma Wanita mengolah masakan khas lele dan merumuskan kuliner yang khas. Sehingga bisa menjadi produk kebanggaan dan menambah pendapatan keluarga," cetusnya.
![]() |
Dorong BUMDes sebagai peminjam modal
Untuk memaksimalkan kualitas Anas juga mendorong masing-masing pembudidaya ikan untuk membentuk kelompok agar terjadi barter informasi. Soal kendala modal Anas mengingatkan pemerintah desa untuk turun membantu. Dia mengusulkan penggunaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai peminjam modal.
"Saya kira kalau ruangnya ada kita dorong BUMDes, karena bumdes yang paling deket desa, sebab kalau jauh susah monitoringnya. Saya kira daripada investasi yang enggak jelas. Setahun berarti BEP (break event point) dan beberapa kali panen. Dia masih ada kolam, aksesnya masih di sini dan pembelinya sudah ada," tukasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Banyuwangi Pudjo Hartanto menyebut tumbuhnya pembudidaya ikan air tawar sejalan dengan meningkatnya kebutuhan pasar. Dia menyebut justru sampai saat ini permintaan terus meningkat bahkan untuk di Banyuwangi sendiri kebutuhan ikan mencapai 30kg/ kapita/ tahun.
"Per tahunnya kebutuhan konsumsi ikan masyarakat Banyuwangi mencapai 48 ribu ton. Jadi masih butuh banyak. Oleh karenanya kami akan terus meningkatkan itu," jelasnya.
Pudjo menjelaskan bagi kelompok yang sudah berhasil berkembang Pemkab sudah tidak mengucurkan bantuan fasilitas seperti pemberian bibit, pakan, terpal dan peralatan lainnya. Bantuan itu akan disalurkan ke kelompok lain yang membutuhkan namun pihaknya berjanji untuk terus memberikan pendampingan.
"Tapi untuk pelatihan dan pendampingan semua kami fasilitasi tanpa memandang kelompok warga ini sudah besar atau belum," pungkasnya. (ang/ang)












































