Agar rencana ini bisa terwujud. Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto, telah meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat membenahi infrastruktur, termasuk masalah kamacetan di Bogor. Sebab, menurut Airlangga, Bogor adalah pintu masuk menuju wilayah di selatan Jawa Barat.
Airlangga sudah bertemu dan meminta Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, untuk membenahi infrastruktur di wilayah selatan Jabar dan masalah kemacetan di Bogor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menambahkan, kawasan selatan perlu dikembangkan karena selama ini pertumbuhan industri hanya terjadi di wilayah utara Jawa Barat. Melalui pengembangan itu diharapkan investor juga melirik kawasan selatan Jawa Barat.
"Industri coba kita dorong di kawasan yang tepat. Geser dari Jawa Barat Utara ke Selatan, secara natural saja ke Selatan, kemudian perlahan bisa ke Jawa Tengah," jelas Airlangga.
Airlangga menambahkan, untuk percepatan industri di luar Jawa, menteri asal Partai Golkar ini menjelaskan, pihaknya saat ini tengah menggarap 3 kawasan industri turunan sawit yakni di Dumai, Bontang, dan Sei Mangkei.
"Di Sumatera ada 2 yang sudah siap yaitu Dumai dan Semangke, itu untuk produk turunan palm oil, yang paling siap Dumai. Tapi yang Bontang ini belum siap juga sampai sekarang, karena di sana masih banyak hutan lindung. Kemudian ditawari pindah saja ke Berau yang rupanya lebih siap," terang Airlangga.
Di luar itu, lanjutnya, kementeriannya juga tengah mendorong pembangunan industri di Kalimantan Utara (Kaltara), dengan terlebih dahulu menjamin pasokan listriknya lewat rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
"Di Kaltara kita dorong dengan bangun PLTA, karena di sana potensi sungainya sangat besar, saya ingin Kaltara ini jadi energy centre yang murah. Energi dari PLTA ini kan yang membuat Inalum bisa bertahan. (hns/hns)











































