Bila sesuai rencana, tanggal 26 nanti diluncurkan pasar atau bursa karet regional. Namun untuk beroperasi diperkirakan tahun 2017 karena masih membutuhkan waktu untuk merekrut anggota dari ketiga negara ini. Sementara payung hukumnya telah ada.
"Kita perjanjiannya akan go live pada 26 September ini, tapi kan go live ini kan nggak gampang ya, kenapa nggak gampang karena kita ini harus mengkoordinasi kepentingan antara Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Kan otomatis perekrutan anggota dan sosialisasi kan membutuhkan waktu, tidak cepat, butuh waktu," ujar CEO ICDX Megain Widjaja, di Sofitel Hotel, Nusa Dua, Bali, Selasa (20/9/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan adanya bursa ini nanti konsumen internasional bisa langsung membeli dari bursa atau pasar karet regional. Hal itu karena sebelum ada bursa ini harga karet berbeda-beda karena ada penawaran yang berbeda akibat kualitas yang dijual.
"Jadi posisi tawarnya lebih tinggi, bisa bayangin nggak kalau dulu kita bertiga produsen, tapi kualitas berbeda itu kan artinya jadi bargain powernya lemah, jadi kalau ada pasar fisik bargain powernya seperti timah nanti," ujar Megain.
Awalnya pada tahun 2013 ketiga negara menyepakati dibuatnya pasar karet regional di ASEAN sehingga buyers bisa membeli karet langsung ke Bursa karet regional. Di Indonesia, nantinya Pasar karet regional ada di Palembang dan Medan, sedangkan Malaysia di Belawan.
"Soalnya 70 persen dunia produsen karetnya punya Thailand, Malaysia, Indonesia kan. Nanti pasar karet regional untuk di Indonesia ada di produsen Palembang dan Medan, di Malaysia di Belawan," ujar Megain. (dna/dna)











































